Pada awalnya perdagangan dilakukan dengan barter. Kemudian dengan adanya mata uang sebagai alat tukar, perdagangan laut pun semakin berkembang. Seiring kemajuan teknologi pelayaran, banyak pedagang Eropa yang berlayar menuju ke Timur melalui Tanjung Harapan, menyusuri Jazirah Arab, terus ke pesisir anak benua India, Asia Tenggara, untuk kemudian menuju daratan Cina melalui Selat Malaka. Jalur yang dikenal dengan nama jalur Sutra Laut ini lebih disukai para pedagang ketimbang jalur Sutra Darat yang terlalu beresiko dan kurang efisien. Dalam Jalur Sutra Laut, Selat Malaka otomatis menjadi selat yang paling ramai dan sibuk. Disepanjang Selat Malaka akhirnya tumbuh pelabuhan-pelabuhan. Pelabuhan berkembang menjadi kota-kota bandar. Kekuatan-kekuatan politik pun bermunculan dengan kepentingannya masing-masing terhadap selat tersebut.

Poster ini berjudul “Jalur Sutra Laut: Lebih Disukai Pedagang”, poster ini dirancang dan didesain dalam rangka kegiatan Pameran Cagar Budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi (BPCB Jambi ) pada Pameran Cagar Budaya- Maritim Bangka Belitung, di Gedung Hamidah Kota Pangkalpinang. Kegiatan pameran ini diselenggarakan pada tanggal 23 – 29 Agustus 2017. Pelaksanaan pameran ini merupakan salah satu tugas dan fungsi yang dilaksanakan oleh Kelompok Kerja Dokumentasi dan Publikasi BPCB Jambi dalam melaksanakan sosialisasi dan menyebarluaskan informasi kekayaan peninggalan sejarah dan tinggalan cagar budaya bangsa dalam rangka menumbuhkan cinta tanah air dan memperkuat identitas bangsa.