Selama 140 tahun Inggris berkuasa di daerah Bengkulu, memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan dan pertumbuhan Kota Bengkulu terutama dengan dibangunnya Fort Marlborough sebagai pengganti Fort York yang lokasinya kurang baik. Keadaan geografis Bengkulu yang memiliki potensi sebagai daerah maritim, memberikan perhatian bagi pihak Inggris untuk mendirikan pelabuhan, sehingga pihak kolonial dapat lebih mudah untuk meningkatkan pengiriman hasil eksploitasi hasil bumi, khususnya lada dari daerah Bengkulu ke Eropa.

Dalam perkembangannya daerah Bengkulu menjadi daerah yang cukup penting dalam jalur perdagangan, ini terlihat dari komoditi yang diperdagangkan di Bengkulu sejak tahun 1872 yaitu: Komoditi ekspor: lada, cengkeh, kopi, getah damar, getah karet, kayu manis, rotan, beras, buah pala, tembakau. Komoditi impor: tembikar, korek api, bir, buku, minuman keras , lampu, kulit, kain katun, kain lipat, tepung, perabot an rumah tangga, minyak kelapa, payung, baja, gula, seng dan bahan pakaian.

ririfahlen/bpcbjambi

Pada tanggal 2 Juli 1685 kapal-kapal dari Inggris berlabuh di depan Muara Sungai Serut. Setelah mendapatkan kata sepakat, Inggris dapat menetap dan melakukan perdagangan secara bebas. Maka dibuat suatu perjanjian untuk pertama kalinya dengan Raja Muda dari Kerajaan Sungai Lemau dan Ralp Ord sebagai wakil dari pihak Inggris. Inggris menyampaikan maksud kedatangan dan keinginan untuk mengadakan kontrak perdagangan. East India Company (EIC), diizinkan untuk bermukim di daerah yang cukup luas di Muara Sungai Serut. Dan mendirikan Fort York guna melindungi pemukiman mereka dalam kaitannya dengan perdagangan rempah-rempah. karena keletakan Fort York yang kurang menguntungkan bagi bangsa Inggris maka Inggris melakukan pendekatan kembali kepada raja-raja Bengkulu untuk mendapatkan lokasi baru untuk mendirikan benteng sebagai pengganti Fort York. Hasilnya, Inggris mendapatkan lokasi baru yang lebih besar dan letaknya yang strategis diantara sebuah bukit kecil di pinggir pantai Tapak Paderi. Pembangunan benteng ini dilakukan secara bertahap selama lima tahun, pembangunanya dikerjakan oleh arsitek dan para pekerja yang sengaja didatangkan dari India. Pemberian nama Fort Malborough adalah sebagai kenangan kepada seorang komandan militer Inggris bernama John Churchill yang terkenal sebagai “The First Duke Of Marlborough”.

Fort Marlborough merupakan benteng pertahanan Inggris yang didirikan pada rentang tahun 1714-1718 dengan ukuran panjang 240,5 m dan lebar 170,5 m atau sekitar 44.100, m². Selama pendirian tersebut tercatat nama-nama penguasa Bangsa Inggris di Bengkulu yaitu Yoseph Collet (1712-1716), Thiophilus Shyllinge (1716-1717), Richard Farmer (1717-1718), Thomas Coke (1718- ? ).