Pakaian dan Perhiasan Tokoh

Tokoh yang digambarkan pada relief dan patung tiga dimensi di Pasemah berbeda dengan patung yang ditemukan di situs-situs megalitik lainnya. Arca batu Pasemah tersebar di daerah Lahat, Karang indah, Tinggihari, Tanjungsirih, padang, Pagaraalam, tebatsibentur, nanding, Pulaupanggung, Gunungmegang, Tegurwangi, airputih dan Tanjungara. Kedinamisan bentuk dan lekuk memperlihatkan keunikan sendiri dibandingkan dengan patung-patung megalitik yang kaku mengikuti bentuk menhir. Menurut Erwan Suryanegara (et.al)23, bila memperhatikan bentuk (form) dari patung-patung megalitik di Pasemah, terlihat kemampuan dari para pematungnya dalam memvisualkan bentuknya seolah wajah, lengan, bahu, dan sebagainya dari sosok itu berdaging. Demikian pula dalam perupaan atribut yang diterapkan pada masing-masing patung megalitik di Pasemah, dapat dirasakan seolah gelang itu adalah lempengan logam, kalung itu berupa untaian manik- manik yang terbuat dari bahan batu permata, tulang, dan lain sebagainya. Kemudian, Bila dibandingkan antara satu situs dengan situs lainnya, terlihat jelas bahwa patung megalitik di Pasemah tidak mengenal adanya pengulangan bentuk. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa patung-patung megalitik tersebut secara visual selalu berbeda, baik untuk sosok manusia juga binatang. Perbedaan itu tampak pada ukuran, perupaan wajah, sikap tubuh (posisi badan, kepala, kaki, dan tangan). Kesamaan yang ada hanya pada tema, gaya perupaan, tidak berdiri tegak, wajah menengadah, gelang logam, gajah, kerbau, ular, dan lain-lain.

Peter Bellwood24 menekankan bahwa pahatan manusia dan binatang di Pasemah dipahat dalam gaya yang dinamis. Tokoh-tokoh yang dipahtkan terlihat mengendarai gajah atau kerbau, memakai gelang kaki, gelang tangan, helm dengan semacam “cantelan” di belakang, kaincawat, tunik dan penutup kuping. Juga terlihat adanya pemakaian Kalung, plak lonjong atau manik-manik persegi. Kepala binatang dan manusia seringkali dipahat secara merinci, sementara bagian tubuh seringkali tidak proporsional atau tidak digambarkan sama sekali. Beberapa relief menunjukkan tema pertempuran seperti manusia melawan ular dan harimau, serta ada juga penggambaran hubungan manusia dan binatang yang meperlihatkan situasi manusia yang mengkontrol binatang , sepertinya menggambarkan proses domestikasi atau penjinakan.

RP. Soejono25 menggambarkan arca manusia Pasemah sebagian besar mewujudkan bentuk orang laki-laki yang kepalanya bertutupkan seperti bentuk topi baja, matanya bulat menonjol dengan dahu menjorok. Gelang tangan dan kalung menghiasi tubuh mereka. Pedang pendek yang tampak seperti golok lurus membentuk sebuah lancipan tergantung di pinggangnya. Bagian kaki dari betis sampai ke pergelangan kaki, tertutup oleh susunan yang mungkin merupakan lilitan pembalut kaki. Kadang-kadang pada pundaknya tergantung pancee, yaitu selembar kain penutup punggung seperti yang biasa dipakai oleh orang Amerika Latin.

Heine Geldern26 dalam penelitiannya menyimak ada dua jenis gaya yang berbeda pada arca-arca batu Pasemah tersebut, yang satu primitif sedangkan yang lainnya lebih berkembang maju. Gaya yang primitif, kelihatan agak statis, akan tetapi yang lebih berkembang maju memperlihatkan gerak-gerak yang bersemangat. Tubuh-tubuhnya nampak bertekuk, kepalanya menghadap ke samping, menjorok ke depan atau tersentak ke belakang. Cengkraman tangan yang perkasa tengah melawan atau mengendalikan beberapa ekor hewan, tubuh-tubuh berpaut ketat satu dengan yang lainnya. Arca-arca yang primitif menurut Geldern adalah asli dan yang lebih maju itu dikatakannya adalah berkat pengaruh dari luar, dari kebudayaan ÐôngSơn dan dari kebudayaan Cina.

Salah satu pahatan Pasemah yang terkenal adalah Batugajah. Batugajah memperlihatkan pahatan dua lelaki pada dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, seorang lelaki melipat satu kakinya seperti setengah berjongkok, memakai topi dan menengok ke belakang. Lehernya dililit oleh gelang besar, juga pada betisnya terdapat gelang sebanyak 7 buah. Lelaki ini dipahatkan bersama seekor Gajah. Pedang yang tergantung pada ikat pinggangnya lebar dan berhulu panjang, sedang di bahunya tergantung pada tali sebuah nekara tipe Heger I. Sedangkan di sisi lain tokoh dengan pakaian dan perhiasan serupa beserta nekara tipe Heger I, akan tetapi tanpa pedang. Pada pergelangan tangan kanannya terbelit 10 gelang bertumpukan. Lelaki kedua ini dipahatkan bersama seekor Babi Rusa.

Patung dan pahatan yang ditemukan di Pasemah tidak saja menampilkan seni arca megalitik yang unik, tetapi juga merupakan dokumentasi akan gaya masyarakat pendukungnya. Kekayaan Ikonografi Patung dan pahatan yang ditemukan di Pasemah terlihat dalam tulisan hasil analisa Tri Wurjani yang juga dimuat di dalam terbitan ini, sedangkan tulisan ini aan berfokus pada aspek gaya pakaian dan perhiasan yang dipakai oleh para tokoh sebagai cerminan ekspresi estetik mereka dalam penampilan diri sehari-hari.

Bersambung…

Ditulis Oleh : Annisa M Gultom