Dalam sejarah kuna Indonesia, daerah Bangka, Belitung, sampai Kerajaan Melayu di daerah Batanghari sejak tahun 1380-an termasuk wilayah Kerajaan Singhasari. Informasi tentang itu, secara tersirat telah disebut dalam Prasasti Camundi yang dikeluarkan oleh Kertanegara, Raja singhasari. Alasan penguasaan wilayah itu adalah untuk mencegah dan menahan serangan Kubilai Khan dari Kerajaan Mongol.

Prasasti yang dipahatkan pada bagian belakang arca Camundi yang dikeluar¬kan oleh Maharaja Kertanagara terkan¬dung gagasan perluasan cakrawala mandala ke luar pulau Jawa yang meliputi daerah seluruh dwipantara. Gagasan ini mulai diwujudkan pada tahun 1270 Masehi. Dalam prasasti itu dikatakan bahwa arca Bhattari Camundi itu ditahbiskan pada waktu Sri Maharaja Kertanagara menang di seluruh wilayah dan menundukan semua pulau-pulau yang lain.

Belitung mulai dikenal oleh orang asing yaitu sejak abad ke-13 Masehi. Ketika itu armada Mongol yang hendak menye¬rang Singhasari (1293), dalam pelayaran¬nya (terpaksa) singgah di Kau-lan untuk memperbaiki kapal-kapal yang rusak dan membuat kapal-kapal yang lebih kecil agar dapat melayari sungai. Dalam catatan Tiongkok diuraikan bahwa Kau Hsing dan Shih-pi pergi hendak menyerang Jawa (Singhasari) dengan membawa banyak tentara. yang diangkut dengan kapal-kapal besar. Dalam pelayarannya mereka terbawa arus dan terdampar di Kau-lan. Sebagian lagi hilang terbawa arus. Kapal-kapal yang terdampar diperbaiki untuk kemudian melanjutkan pelayarannya ke Jawa.

Ketika kapal pengangkut tentara Mongol terdampar di Kau-lan, banyak tentara yang jatuh sakit. Tentara yang sakit sebagian kembali ke Tiongkok, dan sebagian lagi tetap tinggal di Kau-lan. Para tentara itu tinggal di antara penduduk setempat. Banyak di antara mereka yang kawin dengan penduduk setempat. Sejak saat itulah Belitung mulai ditinggali orang-orang Tionghoa. Hingga sekarang populasi mereka di Bangka dan Belitung cukup banyak. Lebih lagi ketika timah ditemukan di Bangka banyak pekerja tambang yang didatangkan dari Tiongkok. (Sumber: Bambang Budi Utomo)

BPCB Jambi

Poster yang berjudul “Belitung Dalam Berita Asing”, didesain dan dirancang menjadi sebuah poster sebagai media informasi ini dilakukan untuk menjalankan salah satu tugas dan fungsi Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi dalam melakukan pubilkasi dan sosialisasi pelestarian cagar budaya. Poster ini ditampilkan dalam kegiatan pameran kepurbakalaan yang dilaksanakan dalam rangka Pameran Kepurbakalaan “Bangka Belitung Dalam Lintas Perdagangan dan Budaya”. Kegiatan pameran kepurbakalaan ini dilaksanakan pada tanggal 23-27 Juli 2009, bertempat di Museum Belitung, Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pelaksanaan Kegiatan Pameran “Bangka Belitung Dalam lintas Perdagangan dan Budaya” dilaksanakan BP3 Jambi (sekarang BPCB Jambi) berkerjasama dengan Direktorat Peninggalan Bawah Air, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, dan Museum Negeri Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.