Situs Tugu Gede terletak di Kampung Cengkuk, Kelurahan Margalaksana, Kecamatan Cikakak, tepatnya pada ketinggian rata-rata sekitar ± 468 – 500 meter di atas permukaan air laut. Lokasi situs Tugu Gede terletak di lembah. Tempat ini dikelilingi oleh Gunung Halimun.
Berdasarkan tinggalan budaya yang terdapat di situs ini, kemungkinan besar situs ini merupakan lokasi aktivitas semenjak masa prasejarah hingga ke masa kemudian. Hasil survei dan penggalian yang dilakukan oleh para peneliti di daerah ini menunjukan keragaman jenis dan bentuk tinggalan budaya. Identifikasi temuan menunjukkan adanya tinggalan berupa tembikar, keramik, benda logam, alat batu, dan monumen batu. Tembikar yang ditemukan di situs ini berupa pasu, periuk, cawan, cawan berkaki, tempayan, pedupaan, kendi, dan cobek. Keramik yang ada berupa mangkuk, guci, botol, piring, vas, dan cepuk. Benda logam berupa genta, bandul, dan kaki wadah. Alat batu yang ada berupa batu giling, lumpang batu, pipisan, mata tombak, beliung, dan alat serut.
Adapun monumen batu yang ada di situs ini berupa batu jambangan, dolmen, batu altar, tahta batu, batu umpak, dan menhir. Dilihat dari keletakannya di kawasan situs Tugu Gede ini, temuan arkeologisnya dapat dibedakan menjadi dua kompleks, yaitu kompleks megalitik utara dan kompleks megalitik selatan.
Kompleks megalit utara terletak pada permukaan tanah yang lebih tinggi dibanding dengan kompleks megalit bagian selatan. Tinggalan budaya yang berada pada bagian utara, antara lain berupa menhir besar atau biasa disebut sebagai menhir Tugu Gede yang memiliki ukuran tinggi ± 380 cm, lebar ± 110 cm, dan tebal ± 70 cm. Menhir Tugu Gede ini berdasarkan penglihatan berada di antara tinggalan tiga batu temu gelang.
Penamaan dari menhir besar inilah yang pada akhirnya dipakai sebagai nama tempat tersebut. Menhir Tugu Gede jika dilihat sekilas dari arah timur, tampak seperti patung manusia dalam posisi jongkok. Alis mata berupa goresan, kelopak mata dibuat cekung.
Bentuk tinggalan lainnya yang ada di kompleks megalit utara ini adalah dua buah menhir. Menhir pertama berada di bagian utara berjarak ± 5, 7 meter dari menhir Tugu Gede. Menhir ini memiliki ukuran tinggi ± 130 cm dan lebar ± 75 cm. Menhir kedua terletak ± 6 meter di sebelah timur dari menhir yang pertama dan memiliki ukuran yang lebih kecil, yaitu memiliki ukuran tinggi ± 98 cm dan lebar ± 58 cm.
Sebagai penghubung kompleks megalit utara dengan kompleks megalit selatan terdapat tangga dengan sejumlah anak tangga yang pada sisi-sisinya diletakkan menhir-menhir yang memiliki ukuran sedang.
Tinggalan budaya megalitik pada sisi selatan sangat bervariasi jika dibandingkan dengan tinggalan budaya megalitik di bagian utara. Kompleks bagian selatan ditandai dengan adanya bangunan teras berundak berukuran 5 m x 5 m.
Bentuk menhir pada bagian selatan ini terdiri dari berbagai komposisi, antara lain: sebuah menhir dengan satu buah batu datar yang berposisi rebah, beberapa menhir yang disusun seperti melingkar dengan beberapa batu datar rebah, beberapa menhir yang disusun seolah-olah berjajar dengan batu-batu datar.
Di sebelah timur dari area bangunan teras berundak terdapat sekumpulan bongkahan batu berukuran besar yang terletak tidak beraturan. Penduduk setempat menyebutkan area ini dengan nama Gudang Batu. Tinggalan lain adalah dua bejana batu (beberapa peneliti sebelumnya mengamsusikan sebagai batu jambangan, sedangkan penduduk setempat menyebutkannya sebagai Batu Jolang).
Bejana batu (batu jambangan) pertama terletak di atas sebuah kolam kecil yang berbatu-batu. Bejana batu yang kedua ini sudah tidak utuh lagi, sebagian besar dinding-dindingnya telah hilang, yang tersisa hanya sebagian sisi lebar dan pada bagian dasar wadah.
Selain temuan bejana batu (batu jambangan) dan umpak-umpak batu, pada kompleks megalit selatan juga ditemukan lima buah batu tegak yang berpasangan dengan batu datar sehingga menyerupai tempat duduk/tahta batu.