You are currently viewing Situs Batu Ranjang, Tinggalan Megalitik di Lereng Gunung Pulosari 

Situs Batu Ranjang, Tinggalan Megalitik di Lereng Gunung Pulosari 

Situs Batu Ranjang merupakan salah satu tinggalan megalitik yang berada di lereng Gunung Pulosari. Situs Ranjang secara administratif terletak di Kampung Cidaresi, Desa Batu Ranjang, Kecamatan Cipeucang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Sedangkan secara astronomis situs ini berada titik koordinat 06° 21’ 13,0” Lintang Selatan dan 105° 59’ 55,7” Bujur Timur. Pada situs ini terdapat sebongkah batu andesit dengan bagian atas rata menyerupai tempat tidur atau biasa disebut sebagai dolmen. Dalam tradisi megalitik, dolmen memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai kuburan dan tempat pemujaan. Namun sampai saat ini, belum diketahui  secara pasti fungsi dolmen di Batu Ranjang karena belum  ditemukan data pendukung dalam bentuk unsur megalitik lain seperti menhir (Sukendar, 1982: 5; Djaenuderadjat, 2001: 30 – 31). Fungsi dolmen yang dikatakan sebagai kuburan ini diduga karena adakalanya di bagian bawah dolmen dipakai untuk meletakan mayat, kemudian mayat tersebut ditutup rapat oleh batu-batu yang menopang dolmen. Namun dugaan sementara, dolmen Batu Ranjang terkait dengan aktivitas pemujaan arwah leluhur. Batu Ranjang ditopang oleh empat buah batu, dikerjakan cukup rapi dengan pahatan pelipit melingkar. Di bawahnya terdapat pondasi untuk menahan batu penyangga agar Batu Ranjang tidak terbenam ke dalam tanah. Bentuk dolmen seperti ini hampir sama dengan dolmen di daerah Sumba yang digunakan sebagai kubur.

Dolmen yang berada di situs Batu Ranjang ini memiliki orientasi timur – barat, dolmen ini terbuat dari batuan andesit yang memiliki ukuran panjang ± 258 cm dan lebar ± 99 cm. Di atas dolmen situs Batu Ranjang terdapat dua buah batu yang satu berbentuk bulat dengan diameter ± 33 cm, sedangkan batu yang satunya lagi memiliki bentuk yang agak lonjong dengan ukuran panjang ± 33 cm dan lebar ± 20 cm.

Di dekat dolmen Batu Ranjang terdapat dua buah batu lumpang yang diduga berfungsi sebagai sarana pemujaan arwah leluhur (Djaenuderadjat, 2001: 30-31).  Masing-masing batu lumpang ini berada di sisi selatan dan sisi utara, batu lumpang yang berada di sisi selatan memiliki panjang ± 64 cm dan lebar ± 51 cm, diameternya ± 42 cm dengan kedalaman lubang ± 11 cm. Batu lumpang yang berada di sisi utara memiliki panjang ± 35 cm dan lebar ± 24 cm, sedangkan diameternya berukuran ± 16 cm dengan kedalaman lubang ± 9 cm. (Sumber : Buku Data Base Cagar Budaya di Kabupaten Pandeglang, BPCB Banten).