Pada Tanggal 24-26 April 2015 yang lalu, Masyarakat Suku Baduy melakukan kegiatan Seba ke Pusat Pemerintahan Provinsi Banten di Serang. Seba artinya berkunjung, bersilaturahmi, sowan (dalam bahasa Jawa). Makna dari kegiatan Seba ini yaitu ungkapan rasa syukur dan terima kasih serta penghormatan terhadap pemimpin birokrasi di daerah tersebut atas hasil panen selama satu tahun. Dalam kegiatan Seba ini masyarakat Suku Baduy melakukan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh 180 km dari kampungnya di Kecamatan Ciboleger Kabupaten Lebak, dengan jumlah peserta sebanyak 1957 orang.
Kegiatan Seba telah dilakukan semenjak masa Kesultanan Banten dahulu kala dan konsep dari kegiatan ini masih sama hingga saat ini. Maka dari itu, dalam kegiatan Seba ini masyarakat Suku Baduy juga mengunjungi Museum Situs Banten Lama sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur Banten. Di Museum Situs Banten Lama masyarakat Suku Baduy melakukan ritual di depan Meriam Ki Amuk dan di dalam museum. Masyarakat Suku Baduy sangat menghormati leluhur, dengan mengunjungi Museum Situs Banten Lama mereka merasa telah mengenal leluhur lewat tinggalan-tinggalan yang dipamerkan.
Di Pendopo Gubernur Banten masyarakat Suku Baduy berisitirahat sebelum memulai pertemuan dan penyerahan hasil bumi kepada Gubernur Banten. Dalam pertemuan yang berlangsung, disampaikan bahwa pentingnya menjaga kelestarian lingkungan Gunung Pulosari, Gunung Karang, dan alam agar tidak dirusak manusia, jika tidak akan terjadi bencana alam. Pesan tersebut disampaikan oleh pemimpin adat Suku Baduy, Jaro Tangtu 12, Ayah Saidi Putra.