Tahun 2020 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kota Tangerang Selatan kembali bekerja sama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten (BPCB Banten) untuk melakukan kegiatan Pendataan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) di Kota Tangerang Selatan. Kegiatan ini berlangsung selama enam hari, yaitu 9 – 14 Maret 2020. Selama kegiatan pendataan, tim melakukan observasi ke tujuh lokasi Objek Diduga Cagar Budaya, yaitu Stasiun Kereta Api Rawa Buntu Serpong, Bangunan Satpas SIM Serpong, Sumur 7 Serpong, Dugaan Benteng Pekapuran Serpong, Makam Keramat Serpong, Makam Keramat Ki Buyut Sengkong, dan Makam/petilasan Raden Papak.
- Stasiun Kereta Api Rawa Buntu Serpong
Stasiun Kereta Api Rawa Buntu Serpong merupakan salah satu bangunan stasiun yang dibangun pada masa kolonial Belanda sebagai sarana transportasi di masa lalu. Sekilas bangunan Stasiun Rawa Buntu masih relaif baik. Keasliannya masih cukup terjaga. Belum banyak perubahan terjadi pada bangunan
- Bangunan Satpas SIM Serpong
Bangunan yang saat ini digunakan sebagai Satuan Penyelenggara Administrasi Surat Izin Mengemudi (Satpas SIM) Serpong ini sudah banyak berubah. Façade bangunannya sudah hilang (tidak terlihat keasliannya). Ornamen khas masa kolonial yang tersisa pada bangunan ini hanya rooster (lubang ventilasi) dan ornament profil di luar dan dalam bangunan. Bentuk rooster bangunan ini merupakan trend di tahun 1930 – 1940an.
- Sumur 7 Serpong
Sumur 7 Serpong ini merupakan sumur yang berasal dari mata air alami. Menurut cerita rakyat sumur ini merupakan cikal bakal penamaan ‘Serpong’ saat ini. Namun, hal ini masih harus ditelusuri secara ilmiah.
- Dugaan Benteng Pekapuran Serpong
Dugaan Benteng Pekapuran Serpong ini didata berdasarkan hasil temuan masyarakat. Dugaan Benteng ini berada di pinggir aliran Sungai Cisadane. Penamaan Benteng Pekapuran ini dikarenakan pada bagian bawah struktur terdapat lubang yang menurut cerita masyarakat setempat dahulunya digunakan sebagai tempat membakar kapur sebgai bahan bangunan.
Ada dugaan bahwa struktur ini merupakan Benteng Sampora Serpong yang tergambar pada peta Tangerang buatan Belanda tahun 1724. Tetapi saat ditemukan struktur ini tertutup oleh tanah dan hanya memperlihatkan sebagian kecil saja. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kepastian mengenai temuan ini perlu dilakukan penelitian lanjutan menggunakan metode ekskavasi arkeologis.
- Makam Keramat Serpong
Hanya berjarak beberapa meter dari sumur 7 Serpong, makam keramat Serpong ini juga menurut cerita rakyat sumur ini merupakan cikal bakal penamaan ‘Serpong’ saat ini. Namun, hal ini masih harus ditelusuri secara ilmiah.
- Makam Keramat Ki Buyut Sengkong
Makam Kramat Ki Buyut Sengkong saat ini kondisi sudah banyak perubahan. Sejarah dan data arkeologisnya masih perlu ditelusuri.
- Makam/Petilasan Raden Papak.
Makam/Petilasan Raden Papak merupakan salah satu makam tokoh penyebar Agama Islam di Tangerang. Bentuk nisan masih asli khas bentuk nisan kuno. Namun, jirat makam sudah tidak asli (dikeramik).
Penulis : Rico Fajrian, S.S.