Pada masa pemerintahan Maulana Yusuf (1570 – 1580), perdagangan di Kesultanan Banten sudah sedemikian maju. Banten menjadi tempat penimbunan barang-barang dari seluruh penjuru dunia, yang nantinya disebarkan ke kerajaan-kerajaan di Nusantara. Situasi di Pelabuhan Karangantu, sebagai pelabuhan Banten, digambarkan dalam Babad Banten pupuh XXII sebagai berikut: pedagang-pedagang dari Cina membawa uang kepeng yaitu uang yang terbuat dari timah, porselen, sutra, beludru, benang emas, kain sulaman, jarum, sisir, payung, selop, kipas, kertas, dan sebagainya. Pulangnya mereka membeli lada, nila, kayu cendana, cengkeh, buah pala, kulit penyu, dan gading gajah. Orang Arab dan Persia membawa obat-obatan dan permata. Orang Gujarat membawa kain dari kapas dan sutra, kain putih dari Coromandel. Pulangnya mereka membeli rempah-rempah.