Museum Bank Indonesia beralamat di Jl. Pintu Besar Utara No. 3, Jakarta Barat. De Javasche Bank berdiri di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828. Kegiatannya banyak berhubungan dengan perdagangan hasil bumi dari berbagai penjuru Hindia Belanda, yang tergambarkan pada kaca-kaca patri yang terdapat di seluruh bangunan. Dari segi arsitektur, bangunan Museum Bank Indonesia termasuk dalam Arsitektur Neo-klasik. Ada beberapa gaya arsitektur Eropa pada bangunan ini, yaitu gaya Yunani, Romawi, Renaissance, dan de Stijl. Dari semua gaya arsitektur tadi terangkum menjadi gaya Neo-klasik, karena arsitektur Neo-klasik cenderung mengalami pengulangan dan kemiripan pada gaya arsitektur Eropa sebelumnya. Bangunan hasil rancangan Ed. Cuypers ini merupakan bangunan dua lantai yang terdiri atas empat bangunan yang saling menyatu sehingga membentuk denah segi empat. Keempat sisi bangunan yang saling menyambung ini membentuk hall terbuka di bagian tengah. Fasad bangunan museum penuh dengan ornamen-ornamen lokal, terutama Jawa, seperti motif sulur-suluran serta pilar-pilar yang terpahat pada dinding percandian di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Deretan jendela tinggi, pilar-pilar, serta rooster memenuhi dinding luar bangunan sehingga bangunan ini tampak raya akan ragam hias. Pada atap bangunan terdapat lucarne, yang selain berfungsi sebagai pencahayaan sekaligus sebagai aspek estetika. Pintu masuk utama bangunan ini terdapat di sisi selatan, dimana terdapat beberapa anak tangga menuju ruangan lobby museum.
Museum Bank Indonesia, Jakarta Barat
- Post author:BPCB Banten
- Post published:December 8, 2017
- Post category:Info Budaya