Salam budaya!
Hai sobat budaya, sudah pernah mengunjungi Monumen dan Museum PETA di kota Bogor? Kalau belum, ayo luangkan waktu mengunjungi museum dan situs-situs purbakala tinggalan nenek moyang kita. Monumen dan Museum PETA beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No. 35, Kelurahan Pabaton, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Monumen dan Museum PETA terdiri atas tiga bangunan yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1745. Dahulu bangunan tersebut dipergunakan untuk tangsi atau tempat tinggal para pengawal dan pegawai Gubernur Jenderal Belanda yang kantornya saat ini dipergunakan sebagai Istana Kepresidenan RI Bogor.
Perang Dunia II mengakibatkan Belanda menyerah kepada Jepang pada 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat yang mengakibatkan Indonesia diduduki Jepang. Pada akhir tahun 1942, Jepang kembali terdesak oleh pihak Sekutu. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh pemimpin bangsa Indonesia untuk membentuk kekuatan tentara yang berasal dari pemuda pribumi. Pada tanggal 3 Oktober 1943, melalui maklumat Osamu Serei, dibentuklah Tentara Sukarela Pembela Tanah Air yang dididik oleh Jepang pertama kali pada 15 Oktober 1943. Jepang memilih bekas tangsi pengawal Gubernur Jenderal Belanda untuk dijadikan tempat pelatihan dan pendidikan Tentara Sukarela Pembela Tanah Air.
Pusat pendidikan tentara PETA di Bogor tersebut diberi nama Jawa Boei Giyugun Kanbu Kyu Iku Tai (Pusat Pendidikan Perwira Tentara Sukarela Pembela Tanah Air di Jawa) yang mendidik 1609 orang perwira dengan kategori tingkatan sebagai berikut:
- Daidancho: komandan batalyon (sekarang Letkol.)
- Chudancho: komandan kompi (sekarang Kapten)
- Shodancho: komandan pleton (sekarang Letnan)
Setelah lulus dari pendidikan di Bogor, para perwira dikembalikan ke daerah masing-masing. Selanjutnya, mereka ditugaskan untuk merekrut para pemuda di daerahnya untuk dijadikan prajurit dan komandan regu dengan tingkatan sebagai berikut:
- Bundancho: prajurit (sekarang Kopral)
- Gyuhaei: komandan regu (sekarang Sersan).
Salah satu lulusan pendidikan ini adalah Panglima Besar Jenderal Sudirman yang telah mempertahankan eksistensi kemerdekaan NKRI dengan taktik perang gerilya. Untuk itu, bangunan ini dijadikan sebagai Monumen dan Museum PETA dengan ikon patung Daidancho Sudirman dengan harapan setiap generasi penerus dapat mengenang kembali, mempelajari, dan melestarikan nilai-nilai perjuangan para pahlawan.