You are currently viewing Menapak Jejak Peradaban Lampung
Kunjungan pelajar di Pameran Cagar Budaya BPCB Banten

Menapak Jejak Peradaban Lampung

Salam lestari sahabat budaya!

Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten menggelar pameran cagar budaya dengan tema “Menapak Jejak Peradaban Lampung” yang berlangsung dari tanggal 18 – 21 September 2018, di kota Kalianda, Lampung Selatan. Pameran merupakan salah satu sarana penyebarluasan informasi tentang cagar budaya kepada masyarakat, sebagai sarana edukasi dalam rangka pelestarian cagar budaya, serta untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya cagar budaya di daerahnya. Cagar budaya memiliki sifat unik, langka, rapuh, dan tidak bisa diperbaharui, oleh karena itu keberadaan cagar budaya harus dilindungi agar tetap lestari.

Pengguntingan pita sebagai simbol telah dibukanya pameran cagar budaya, dilakukan oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Bapak Supriyanto, S.Sos, M.M. yang didampingi oleh Kepala dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten serta jajaran instansi terkait di bidang kebudayaan pemerintah daerah Lampung Selatan.

Pengguntingan pita oleh Asda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Lampung Selatan

Kegiatan pameran rutin dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten, yang pada kesempatan ini menampilkan koleksi cagar budaya dari Provinsi Lampung sebanyak 17 koleksi dalam bentuk poster dan duplikasi cagar budaya termasuk koleksi mahkota siger milik Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Barat. Selain tinggalan budaya dari Lampung, juga ditampilkan cagar budaya yang terdapat di wilayah kerja Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten, yakni fragmen asli hasil ekskavasi (penggalian arkeologi) dari Kawasan Batujaya, Karawang berupa manik-manik, amulet, dan prasasti emas. Tak ketinggalan juga ditampilkan tinggalan dari wilayah Banten dan DKI Jakarta. Dengan menampilkan koleksi dan foto-foto cagar budaya, diharapkan masyarakat bisa menghargai, mengapresiasi, dan bahkan merasa memiliki cagar budaya di sekitar mereka, sehingga mereka bisa berperan aktif dalam upaya pelestarian cagar budaya.