Masjid dan Makam Kalipasir, Tangerang

Secara administratif, bangunan Masjid dan Makam Kalipasir berada di kampung Kalipasir, kelurahan Sukasari, kota Tangerang, provinsi Banten. Sejak pertama kali didirikan hingga tahun 1918, komplek masjid ini dikelola secara turun-temurun. Masjid dibangun pada tahun 1700 oleh Tumenggung Pamitrwidjaja dari Kahuripan. Sekitar tahun 1912, masjid dikelola oleh putranya yang bernama Raden Bagus Uning Wiradilaga. Pada tahun 1740, pengelolaan masjid diserahkan kepada Tumenggung Aria Ramdon, yakni putera dari Raden Bagus Uning Wiradilaga. Aria Ramdon meninggal pada tahun 1780 dan dimakamkan di sebelah barat masjid.

Masjid dan makam Kalipasir
Masjid dan makam Kalipasir

Sepeninggal Aria Ramdon, pengelolaan masjid diserahkan kepada putranya, yaitu Aria Tumenggung Sutadilaga. Pengangkatannya sebagai tumenggung melalui Bisluit VOC tertanggal 16 Februari 1802. Aria Tumenggung Sutadilaga meninggal tahun 1823, dan dimakamkan di halaman sebelah barat masjid. Nisan Aria Tumenggung Sutadilaga merupakan satu-satunya nisan yang berangka tahun. Selanjutnya pengelolaan masjid diserahkan kepada putranya, yaitu Raden Aria Idar Dilaga pada tahun 1830.

Kolom ladam kuda di dalam masjid
Kolom ladam kuda di dalam masjid

Tahun 1865, kepengurusan masjid dan makam dikelola oleh putri dari Raden Aria Idar Dilaga, yakni Nyi Raden Djamrut bersama suaminya, Raden Abdullah, hingga tahun 1904. Pada saat masjid dan makam Kalipasir dikelola oleh Raden Jasin Judanegara, yakni putra dari Nyi Raden Djamrut, dilakukan perbaikan masjid serta pembuatan menara di sisi tenggara masjid. Raden Jasin Judanegara juga melakukan perombakan bagian dalam masjid pada tahun 1918, yang dibantu oleh H. Muhibi dan H. Abdul Kadir Banjar. Setelah sekian lama, masjid kembali diperbaiki dan perombakan menara pada tanggal 24 April 1959 – Agustus 1961.

Bangunan masjid Kalipasir berdenah persegi dengan menara di sisi timur laut bangunan masjid. Di bagian dalam masjid terdapat mimbar, mihrab, dan beberapa lemari. Jendela dan pintu masjid sudah mengalami pergantian material baru. Hal yang menarik dari masjid ini adalah adanya empat saka guru yang terbuat dari kayu. Kondisi saka guru sudah mulai lapuk, sehingga ditopang oleh besi. Bagian dasar atau dudukan saka guru berupa pasangan bata dan semen yang diplester. Selain saka guru, terdapat 11 kolom yang berbentuk seperti ladam kuda, yakni 5 kolom di sisi selatan dan 6 kolom di sisi timur. Deretan kolom sisi timur, di bagian atas lengkungan terdapat list berbentuk setengah lingkaran dengan diameter ± 2-3 cm, yang dicat berwarna-warni. Menara masjid menyerupai bentuk pagoda dengan tinggi ± 10 m.

Saka guru masjid Kalipasir
Saka guru masjid Kalipasir

Area makam Kalipasir terletak di sisi barat bangunan Masjid Kalipasir. Makam-makam tersebut memiliki ukuran 6 m x 2 m dan 4 m x 2 m. Kondisi nisan-nisan pada makam tersebut sudah tidak beraturan dan berantakan. Terdapat beberapa bentuk nisan, antara lain berbentuk gada dan persegi. Pada nisan yang berbentuk persegi, beberapa di antaranya terdapat tulisan Arab dan angka tahun, yaitu 1823 M.

Salah satu nisan di makam Kalipasir
Salah satu nisan di makam Kalipasir