Menurut ICOM (International Council of Museum), museum merupakan lembaga non-profit yang bersifat terbuka untuk umum, bertugas menyediakan, melestarikan, meneliti, mengomunikasikan, dan menunjukkan warisan budaya tangible – intangible untuk tujuan pendidikan, ilmu pengetahuan dan rekreasi. Dari pengertian ini maka jelas bahwa fungsi museum bukan hanya untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan namun juga untuk tujuan rekreasi masyarakat. Bisa dikatakan museum adalah tempat untuk bermain sambil belajar. Untuk mewujudkan tujuan ini maka Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten (BPCB Banten) berencana untuk menghadirkan wajah baru Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama (MSKBL) dengan tampilan yang lebih interaktif dan informatif.
Menyajikan tata pamer museum yang baru pada masyarakat tentu harus melalui suatu kajian yang intens, sehingga menghasilkan konsep yang informatif dan interaktif yang dimaksud. Oleh karena itu, BPCB Banten melakukan kegiatan Kajian Tata Pamer Indoor dan Outdoor MSKBL. Hadir sebagai narasumber, dua kurator dari museum tingkat nasional, yaitu kurator dari Museum Basuki Abdullah, Dian Ardianto serta kurator dari Museum Nasional, Mawadatul Khusna R. Beberapa konsep baru dan contoh konkrit ditawarkan oleh para narasumber seperti kids corner, kids label, titik partisipatori, titik interaktivitas, branding museum, pelibatan lima panca-indera pengunjung, serta konsep lainnya yang diharapkan bisa lebih menarik minat masyarakat untuk mengunjungi museum. “Harapannya agar museum tidak lagi hanya berkutat pada preservasi atau sekadar preparasi koleksi, tetapi memiliki visi misi yang ada keterlibatan publik di dalamnya sehingga sense of belonging masyarakat itu kuat terhadap heritage Banten.”Ujar Siti Rohani, salah satu anggota tim kajian.
Semoga wajah baru MSKBL ke depan akan lebih menarik, informatif, dan interaktif.**(YR)