“Gedung Jangkung” di Majalengka

Menyusuri ke arah barat jalan KH. Abdul Halim hingga bertemu dengan persimpangan yang menghubungkan Jl. KH. Abdul Halim dengan Jl. Imam Bonjol dan Jl. Trikora akan didapati satu bangunan peninggalan masa kolonial yang cukup menarik. Bangunan yang secara administratif masuk dalam wilayah Desa Majalengka Kulon, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka ini sangat terkenal, selain karena kekunaannya juga dikarenakan bentuknya yang unik bergaya art deco. Sebagai bangunan rumah tinggal, bangunan Gedung Jangkung memperlihatkan bahwa pemiliknya di masa lalu adalah orang terpandang.

Tampak muka Gedung Jangkung
Tampak muka Gedung Jangkung

Bangunan Gedung Jangkung berada di sudut persimpangan jalan, sehingga bangunan ini merupakan bangunan sudut. Seperti lazimnya bangunan sudut, lahan tanah Gedung Jangkung berdiri cukuplah luas (42 x 28 m), sehingga masih terdapat lahan yang lapang untuk digunakan sebagai taman di bagian depan dan samping yang berbatasan dengan jalan. Luas bangunannya saja ± 28 x 19 m.

Penyebutan Gedung Jangkung oleh masyarakat dikarenakan bangunan ini memiliki menara pada satu sudut bangunannya, yaitu di sudut barat daya, sesuai dengan sudut persimpangan. Bangunan berdiri di atas batur dengan ketinggian ± 75 cm. Pada bagian muka rumah tidak terdapat serambi. Pintu utama dinaungi oleh porch berkerangka atap dari bahan kayu dan beratap seng. Porch ditopang oleh pilar dengan ornament yang cukup indah yang secara keseluhan menampilkan bentuk pelengkung. Pintu depan berupa pintu tinggi dengan dua daun pintu berpanel kaca yang diapit oleh dua jendela di kanan dan kirinya. untuk menyesuaikan bentuk pintu utama dengan porch, maka di atas pintu dan jendela ditempatkan susunan bovenlight berupa kaca-kaca jendela tinggi yang tampaknya dapat pula dibuka bila perlu.

Atap menara Gedung Jangkung tampak di balik pepohonan
Atap menara Gedung Jangkung tampak di balik pepohonan

Serambi muka berada sisi utara bersisian dengan jalan masuk menuju ke halaman belakang. Pada bagian atas serambi terdapat satu lantai lagi, mungkin sebagai serambi terbuka yang pada tepiannya dibatasi oleh pagar setinggi 50 cm dengan ornament yang indah. Tangga naik menuju lantai atas tersebut berada di sisi belakang serambi.

Gedung Jangkung dibuat dengan ruangan-ruangan yang memiliki plafon tinggi, sehingga hampir di sepanjang dindingnya dipenuhi oleh jendela-jendela yang tinggi pada bagian bawah dan atas. Rumah ini juga memiliki pintu lain di bagian samping dan belakang. Typanum bagian sisi barat memiliki ornament ukiran kayu yang cukup menarik, pada bagian bawahnya terdapat kanopi dengan atap asbes dalam susunan berlian (diamond pattern). Bahan dan bentuk pasangan atap seperti ini juga terlihat pada bagian menara dengan kondisi yang telah rusak.