Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM), Direktorat Jenderal kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Drs. Fitra Arda, M. Hum. melakukan kunjungan ke Situs Taman Purbakala Pugung Raharjo, Selasa 5 Maret 2019. Dalam kunjungannya Direktur PCBM meminta pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten (BPCB Banten) untuk melakukan perbaikan dan penataan kembali Situs Cagar Budaya yang terletak di Desa Pugung Raharjo, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung ini. Direktur PCBM juga menginstruksikan agar penataan kawasan ini menjadi program prioritas tahun 2020 dengan perencanaan yang matang sehingga ke depannya Kawasan Cagar Budaya Pugung Raharjo lebih baik dan representatif untuk dikunjungi masyarakat.
Situs Taman Purbakala Pugung Raharjo merupakan tinggalan budaya yang memiliki nilai penting yang tinggi. Oleh karena itu, situs ini sudah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya tingkat nasional dengan SK Menteri No. KM.12/PW.007/MKP/2004. Tinggalan budaya yang terdapat di Situs Taman Purbakala Pugung Raharjo sangat beragam. Artefak maupun fitur yang terdapat di dalamnya sangatlah unik, menarik, dan variatif. Tinggalan di situs ini secara kronologi begitu lengkap, mulai dari masa prasejarah, klasik (Hindu – Buddha), hingga masa Islam. Artefak yang ditemukan di situs ini antara lain keramik asing dari beberapa dinasti, keramik lokal, manik-manik, dolmen, menhir, pisau, mata tombak, batu berlubang, batu asahan, batu pipisan, kapak batu, batu trap punden, gelang perunggu, dan batu bergores. Fitur yang terdapat di situs ini tidak kalah menarik. Ada benteng, parit artifisial, pundek berundak, batu berlubang, lumping batu, batu bergores, dan batu mayat.
Jumlah pengunjung Situs Taman Purbakala Pugung Raharjo sudah cukup tinggi. Di tahun 2018 jumlah pengunjungnya mencapai 44.979 pengunjung. Dengan adanya penataan kembali yang baik pada situs ini diharapkan akan menghadirkan Situs Cagar Budaya yang lebih informatif dan representatif untuk dikunjungi masyarakat. Tujuan akhirnya tentu saja agar masyarakat luas dapat dengan mudah mengambil nilai-nilai baik dari situs ini, baik itu nilai sejarah dan nilai ilmu pengetahuan.**