Alat Tenun Baduy

Alat tenun yang digunakan oleh masyarakat Baduy merupakan alat tenun tradisional. Alat tenun tersebut biasa mereka sebut dengan istilah Pakaratinun. Pakaratinun ini dibuatsendiri oleh kaum pria dari bahan-bahan di sekitar tempat tinggal mereka, yakni dari kayu dan bambu. Satu set alat tenun ini terdiri dari 11 bagian yang antara lain sebagai berikut :

1. Coar atau dodogan yang diletakkan di belakang punggung penenun, yang berguna untuk menjaga kekencangan benang lungsi, ukuran panjangnya 134 cm.

2. Taropong atau tempat benang, terbuat dari bambu kecil yang pada bagian ujungnya dibelah dan digunakan untuk tempat meletakkan benang.

3. Totogan, yaitu tempat untuk melipat benang lungsi pada saat proses penenun yang diletakkan di bagian depan penenun. Totogan terbuat dari papan kayu bentuk persegi panjang dengan panjang 127 cm.

4. Cancangan merupakan tempat untuk memasukkan totogan, agar totogan tetap berada di tempatnya. Cancangan terbuat dari bambu yang berukuran sedang yang pada bagian bawah dilubangi sesuai ukuran lebar totogan.

5. Hapit merupakan tempat untuk melipat hasil tenun. Hapit terbuat dari balok kayu yang panjangnya sama dengan panjang dodogan. Dodogan dan hapit dipakai untuk menjepit badan si pembuat tenun. Hapit terletak pada depan badan si pembuat tenun, sedangkan dodogan terdapat pada bagian pinggang si pembuat tenun.

6. Sisir merupakan alat untuk lewat benang, fungsinya sama seperti bilah-bilah lempengan kawat yang terdapat pada alat tenun bukan mesin (ATBM). Akan tetapi sisir suku Baduy bukan terbuat dari kawat, melainkan terbuat dari 62 bilah-bilah bambu yang sudah dibelah menjadi kecil-kecil yang disusun sama seperti kawat-kawat pada mesin ATBM.

7. Jinjingan adalah kayu pemisah benang yang akan ditenun, fungsinya sama seperti pinjakan pada alat tenun yang berfungsi untuk menentukan motif tenunan

8. Rongrongan adalah alat untuk menahan barerak, rongrongan terbuat dari gelondongan bambu yang berukuran besar. Pada bagian bawahnya diberi penyangga yang terbuat dari kayu, hal ini dimaksudkan agar tingginya sama dengan benang yang sedang ditenun

9. Barerak, yaitu kayu untuk menahan agar benang tetap rapi dan rapat. Barerak berbentuk tipis dan panjang. Panjang barerak bervariasi, namun ukuran panjangnya berkisar 150 cm.

10. Kerekan adalah alat untuk menggulung benang, kerekan terbuat dari kayu dan besi. Kerekan berbentuk balok yang pada bagian tenggahnya diberi besi untuk tempat menggulung benang ketika sedang memintal atau menggulung benang ketika proses memindahkan benang dari kelosan ke bambu kecil untuk benang pakan.

11. Kincir adalah alat untuk memilin benang yang berbentuk bulat seperti kincir. Kincir tersebut terbuat dari bahan kayu dan bambu.

Pada set alat tenun ini bagian rongrongan, kerekan, dan kincir tidak ada. Sifat alat tenun masyarakat Baduy ini mudah dipindahkan dan dibongkar pasang. Jika tidak sedang dipergunakan, alat ini akan disimpan dengan cara digantungkan pada dinding rumah. Apabila akan dipakai alat tenun ini akan dirangkai kembali. Alat tenun ini termasuk dalam kategori alat tenun gedogan, yakni alat tenun yang menggunakan tubuh si penenun untuk mengatur ketegangan benang lungsi.