Viaduct terletak di Jl. Letjen Soewarto. Letaknya di tengah Kota Banjar, masuk dalam wilayah Kecamatan Pataruman, Kota Banjar. Viaduct diambil dari dua kata latin, yaitu via yang berarti jalan dan ducere yang berarti menuju. Viaduct sendiri secara teknis adalah tipe jembatan yang panjang atau jembatan yang saling menyambung (seri), didukung oleh sejumlah kaki berbentuk pelengkung, atau berdiri di atas dataran di antara menara tinggi. Viaduct dibangun untuk dilalui jalan raya, jalur kereta api di atas sungai, lembah, atau di atas jalan raya. Viaduct secara etimologi juga dapat diartikan dengan aquaduct, saluran air yang dibuat oleh para insinyur romawi.
Viaduct, atau masyarakat Kota Banjar sering melafalkannya dengan “piadek” difungsikan sebagai jembatan jalan raya yang melintas di atas jalur kereta api. Panjang lintasannya 60 m, dengan lebar 12 m, membentang utara-selatan dengan ketinggian 7 m di atas muka tanah dimana jalur rel kereta api berada. Letaknya di sisi barat dari stasiun Kota Banjar. Viaduct Kota Banjar dibuat menggunakan kaki-kaki berbentuk pelengkung model masonry. Di bawah viaduct terdapat enam jalur (spoor) kereta api. Pagar pembatas jalan raya di atas viaduct telah mengalami perubahan dengan menggunakan bahan, bentuk dan warna yang baru.
Viaduct Kota Banjar adalah bagian dari rangkaian pembangunan prasarana jalur kereta api yang melintas Kota Banjar. Berdasarkan Undang-Undang/Staatblat no. 254 tanggal 24 Desember 1886 pemerintah kolonial Belanda melalui perusahaan kereta api pemerintah saat itu, yaitu Staats spoorwegen Westerlijnen membangun jalur kereta api lintas Cicalengka-Warung Bandrek dengan lintas cabang ke Garut. Lintasan ini diresmikan pada 14 agustus 1889. Kemudian pembangunan jalur ini dilanjutkan dengan lintasan Warung Bandrek-Cilacap yang pembangunannya bertahap, yaitu lintas Cibatu-Tasikmalaya yang diresmikan pada 16 september 1893 dan lintas Tasikmalaya-Kasugihan yang diresmikan pada tahun berikutnya, yaitu 1 November 1894. Dengan demikian viaduct di Kota Banjar ini dibangun pada dekade akhir abad 19. Hingga saat ini viaduct atau jembatan yang berdiri di atas jalur kereta api ini masih berfungsi dengan baik dan menjadi jalan strategis masuk-keluar Kota Banjar dari arah utara, dari jalan raya lintas selatan pulau Jawa.