Nuat Bkau merupakan salah satu situs gua hunian (okupasi) manusia prasejarah yang berlangsung lebih dari 3.000 tahun yang lalu. Bukti-bukti temuan arkeologi yang sangat melimpah di situs ini mencirikan karakter kehidupan prasejarah dari fase budaya Pre Neolitik – Neolitik. Gua kapur yang mempunyai ukuran relative kecil tersebut mempunyai potensi kandungan arkeologis yang sangat melimpah dan sangat potensial bagi pengembangan ilmu pengetahuan untuk mengungkap sejarah kehidupan masa lalu di wilayah Kabupaten Kupang dan NTT. Pada tahun 2017 Dinas Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur bekerjasama dengan Puslit Arkenas melakukan survei dan pendataan terhadap potensi kepurbakalaan dengan fokus utamanya gua-gua hunian prasejarah di kabupaten kupang. Dari hasil survei yang dilakukan tim peneliti berhasil menemukan sebuah gua alam di Desa Fatukanutu yang oleh masyarakat sekitar dinamakan Nuat Bkau (Gua Kelelawar). Indikantor temuan permukaan yang melimpah menunjukan ciri awal bahwa gua tersebut pernah dipakai ajang hunian oleh manusia pada masa lalu. Oleh karena itu dilakukan penelitian sistematis (ekskavasi) pada tahun 2018, 2019, dan 2020, dari penggalian tersebut menghasilkan variasi jumlah temuan yang sangat melimpah dan mengindikasikan bahwa gua ini pernah dihuni oleh manusia pada masa lalu.
Nuat BkauNuat Bkau adalah sebuah gua kecil yang terdapat pada dinding bukit gamping. Nuat Bkau merupakan sebuah gua lorong dengan orientasi hadap ke barat. Gua ini mempunyai 3 pintu masuk ruangan yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Pintu masuk pertama berada di sebelah selatan; pintu masuk kedua dibagian tengah (terdapat 2 lubang pintu masuk); dan ketiga disebelah utara (2 lubang pintu masuk). Lubang pintu masuk ruangan pertama di bagian selatan mempunyai ukuran lebar 5 meter, tinggi antara 1,6 – 3,3 meter dan panjang lorong 11,1 meter. Pintu masuk ruangan kedua di bagian tengah mempunyai dua lubang yang masing-masing mempunyai ukuran lebar pintu masuk 2,6 meter, tinggi antara 2,2 – 8,4 meter dan panjang lorong 7,8 meter; sedangkan lubang satunya lagi mempunyai ukuran lebar 6,1 meter, tinggi antara 2,7 – 8,4 meter dan panjang lorong 7,8 meter. Lubang pintu masuk ruangan ketiga di bagian utara mempunyai ukuran lebar pintu masuk 2,6 meter, tinggi antara 1,3 – 2,9 meter dan panjang lorong 9,2 meter. Ruangan kedua (di bagian tengah) dan ketiga (disebelah utara) masih mempunyai lorong berlanjut ke arah atas gua dan belum diketahui panjangnya. Di dalam lorong ruang kedua dan ketiga banyak terdapat stalaktit yang membentuk ornamen gua. Selain itu pada dinding gua juga ditemukan koral (terumbu karang) dan sisa fosil cangkang kerang sebagai penanda proses bentukan Gua Nuat Bkau dari pengangkatan laut dangkal. Kondisi di dalam ruang pintu masuk gua cukup terang dengan lantai dasar relatif kering dan datar, sehingga sangat ideal untuk tempat hunian dan berlindung.
Terletak di Desa Fatukanutu, Kecamatan Am Abi Oefato, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur berada di tanah Jakob Tamonob (pemilik terdahulu) dan sekarang telah dimiliki dan dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Gua Nuat Bkau berada di titik koordinat 10o 10’ 096” LS 120o 54’ 367” BT dengan ketinggian 219 mdpl. Mulut gua menghadap ke arah Barat, dimana batas gua disebelah Utara: ladang; Timur: perbukitan; Selatan: ladang; Barat: ladang.
