Goa Gajah Beserta Peninggalannya (Bagian.5 Terakhir)

0
1950

Pada tulisan sebelumnya telah diulas tentang sejarah serta tinggalan yang terdapat di dalam goa gajah, didepan mulut goa, dan kolam petirtaan. Kali ini kita akan membahas tentang tinggalan yang terdapat di komplek Lembah Tukad Pangkung disebelah tenggara dan selatan dari komplek petirtaan.

Peninggalan purbakala di komplek ini berupa fragmen bangunan yang semula merupakan bagian dari pahatan dari dinding sebelah selatan lembah tukad Tukad Pangkung. Pada dinding tersebut diperkirakan dulu merupakan candi tebing. Sekitar 5 meter di sebelah selatan dinding bekas candi tebing itu terdapat sebuah bebaturan yang menjadi alas sebuah fragmen arca Budha.
Kurang lebih 25 meter ke arah barat dari fragmen  bangunan Tukad Pangkung terdapat sebuah ceruk pertapaan yang di depannya terletak sebuah kolam kecil yang menampung air dari sumber air diatasnya. Peninggalan purbakala yang berupa fragmen di komplek lembah pangkung terdiri dari :

  1. Relief Payung Susun Tiga Belas

Peninggalan ini letaknya berdekatan dengan relief stupa bercabang tiga dipahatkan pada sebongkah batu besar dengan permukaan batu tersebut melengkung di atas susunan dari relief payung. Hal ini mungkin berfungsi sebagai pengisi relung yang tingginya sekitar 7 meter pada dindingyang diduga bekas candi tebing (stutterheim.1936 : 77-78). Pada bagian puncak dari relief ini dipahatkan sebuah stupa berukuran besar berupa susunan payung yang berjumlah 13 buah. Payung paling bawah berukuran kecil, makin ke atas makin besar, tetapi setelah payung ke 7 mengecil lagi sampai di puncaknya. Bagian puncak ini dihias dengan dua buah bulatan yang mengapit sebuah bingkai melingkar seperti gelang.

2. Relief Stupa Bercabang Tiga

Relief ini dipahatkan pada permukaan bongkahan batu besar, stupa ditopang oleh sebatang tiang dengan lebar 1 meter, sedangkan bagian puncak terdiri atas padmasana beralas pelipit rata, ditunjang oleh pelipit penyangga berukiran bunga-bungaan. Di atas padmasana terdapat anda, harmikanya menyimpang dari bentuk lazimnya karena tidak persegi. Yasti/Cikara (puncak stupa) terdiri atas susunan payung yang tidak diketahui jumlahnya, dan tersisa hanya empat.