CANDI KALIBUKBUK

0
5450

Lokasi Kalibukbuk terletak di kawasan Pantai Lovina atau tepatnya di Banjar Kalibukbuk, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. secara geografis situs ini terletak di daerah pantai utara Pulau Bali yakni pada koordinat 80 09’ 29.10” Lintang Selatan, 1150 02’ 07.63” Bujur Timur, dan pada ketinggian 25 meter di atas permukaan laut.

di situs Kalibukbuk ditemukan Candi Budha (stupa) yang berada pada areal seluas 12 are (setelah dikonservasi). batas-batas situs ini: sebelah selatan merupakan pemukiman penduduk, sebelah barat merupakan jalan raya yang menghubungkan Desa Malaka dengan pegunungan, di sebelah timur terdapat tanah perkebunan, dan sebelah utara merupakan kawasan pantai Lovina (sekitar 900 meter).

bangunan stupa (candi) induki Kalibukbuk, Buleleng
bangunan stupa (candi) induki Kalibukbuk, Buleleng

Penemuan situs ini bermula dari kegiatan seorang warga bernama I Nengah Mawa pada tahun 1994. Ketika akan menguras sumur tua yang dibuatnya tiga puluh tahun silam, terjadi longsoran pada dinding simur. Akibat dinding sumur longsor tersebut, ditemukan benda-benda aneh menempel disekeliling dinding sumur.  Di dasar sumur juga didapati struktur batu bata yang dicurigai sebagai bekas bangunan. Benda-benda tersebut terkubur sekitar satu setengah meter di bawah permukaan tanah. Setelah dilaporkan ke Dinas kebudayaan oleh pemilik tegalan A. A Ngurah Sentanu.sebagai tindak lanjut dari laporan ini Balai Arkeologi Denpasar segera melakukan survey dan ekskavasi secara bertahap. Situs ini telah disurvey dan diekskavasi dalam 6 tahapan sejak November 1994 sampai 2000 (Astawa, 1994, 2006) dan dilanjutkan dengan upaya konservasi oleh BPCB Bali.

Hasil ekskavasi mendapatkan temuan berupa struktur yaitu suatu kompleks candi yang tertimbun 1.5 meter dibawah permukaan tanah.candi tersebut terdiri dari tiga bangunan, yang terbesar memiliki pondasi berbentuk octagonal atau segi delapan berada di tengah, dan diapit oleh dua candi perwara yaitu bangunan segi empat sama sisi dengan panjang satu sisi 2,70 meter. Bahan bangunan dibuat dari batu bata ukuran 10 x 20 x 40 cm. ditengah-tengah struktur bawah lantai terdapat lubang (sumuran candi) berbentuk segi empat dengan ukuran 1,40 x 1,40 cm dan kedalaman 60 cm. selain berupa fragmen bangunan, di situs ini juga ditemukan artefak berbentuk stupika, materai, relief, dan pecahan gerabah. Dengan melihat fitur dan artefak tersebut, kawasan ini diperkirakan berupa bangunan stupa sebagai tempat pemujaan agama Budha dari sekitar abad IX.

Komplek candi Kalibukbuk menghadap ke arah tenggara. Hal ini dapat diketahui karena pada induk candi terdapat tangga yang berada di sisi tenggara. Bangunan stupa tersebut pada saat ditemukan sebagian besar sudah rusak, yang masih tersisa hanya bagian dasarnya. Tinggalan lain yang ditemukan adalah batu bata reruntuhan candi dihiasi dengan motif sulur-suluran dan relief Ghana dengan posisi jongkok, kedua tangan diangkat ke atas di samping kepala seperti posisi menahan beban yang ada diatasnya. Dari sisa unsur dekoratif tersebut menghasilkan rekonstruksi bentuk candi utama berupa stupika dihiasi dengan relief Ghana berada dianatara lantai hiasan relief dan bagian atas kaki canti. Di samping kiri (sebelah timur) dan kanan (sebelah barat) canti induk terdapat candi perwara berdenah segi empat.

Ganesa pada stupa tersebut menjadi petunjuk adanya sinkritisme Ciwa Budha di situs ini. Stupa sebagai bangunan Budhis yang menggunakan atribut Ciwaistis, hanya dapat dimungkinkan jika pendukung bangunan suci tersebut mengembangkan sikap toleransi antar kedua keyakinan yang berbeda. Penciptaan stupa Kalibukbuk sebagai perpaduan harmonis unsur Budha dan Ciwa (Hindu) mencerminkan sikap toleransi yang tinggi diantara pemeluknya atau bahkan kedua ajaran tersebut telah lebur menjadi aliran Ciwa Budha.

Sekarang ini stupa Kalibukbuk difungsikan oleh masyarakat sebagai media pemujaan baik bagi umat Hindu  maupun umat Budha. Pada hari-hari tertentu terutama pada hari raya Saraswati banyak masyarakat sekitar yang datang untuk mengadakan persembahyangan ke situs ini. Situs ini telah diteliti oleh Balai Arkeologi Denpasar, kemudian diinventarisasi dan dilakukan pemugaran oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali.