Simulasi mengenang Bencana Gempa dan Tsunami Aceh pada Akhir Tahun tepatnya 26 Desember 2004

0
2730

BPCB Aceh: Kurun waktu berjalan hampir satu decade tepatnya 9 tahun telah berlalu masa suram yang menimpa rakyat Aceh pada akhir tahun 2004 hari kamis tanggal 26 Desember 2013 masyarakat Aceh khusunya Kota Banda Aceh memperingati hari terjadinya Tsunami yang ke 9, di kantor-kantor pemerintah menaikkan bendera merah putih setengah tiang dan masyarat membaca yasin, bertasbih juga berdoa meminta kepada yang kuasa agar  musibah yang mjenimpa bumi di jauhkan. Amin.

Gempa  besar  mengguncang  wilayah  Aceh  pada  tanggal 26 Desember tahun 2004, yaitu gempa tektonik berkekuatan 8,9 SR  berpusat di Samudra India (2,9 LU dan 95,6 BT di kedalaman 20 km (di laut berjarak sekitar 149 km selatan kota Meulaboh,Nangrou Aceh Darussalam) Gempa itu disertai gelombang pasang (Tsunami) yang menyapu beberapa wilayah lepas pantai di Indonesia (Aceh dan Sumatera Utara), India, Sri Langka. Maladewa, Banglades, Malaysia dan Thailan. Hari ini 26 Desember 2013, masyarakat Aceh

Kenangan buruk saat gempa 2004 silam menyebabkan ribuan orang Aceh atau warga Aceh meninggal dunia. Diperkirakan jumlah korban meninggal di propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara menurut Departemen Sosial RI (11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban tersebut diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057 orang, diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh dan Sumatera Utara. Hingga saat ini  masih banyak masyarakat Aceh yang Trauma, dan bertahan hidup memilih tinggal dipegungan walaupun pihak pemerintah telah menyatakan kondisi aman dari bahaya tsunami.

Peristiwa tsunami di Aceh yang menguras air mata masyarakat dunia dan kesedihan rakyat Aceh, sungguh jika melihat dari sisi manusia peristiwa tsunami bagaikan kesedihan yang tak terlupakan, peristiwa ini memukul semua rakyat Indonesia dan mengutuk hati penduduk dunia hingga datang bala bantuan dari berbagai belahan bumi, mereka membantu mengurusi mulai dari penguburan/pemakaman, secara masal, pembersihan puing-puing bangunan yang hancur, kesehatan, makanan, pakaian, hingga membangun sarana pendidikan mulai pembangunan gedung sekolah TK sampai perguruan tinggi dan menyediakan semua pasilitasnya. Juga membangun sarana perumahan tempat tinggal  yang lengkap dengan fasilitasnya. Dengan tujuan rakyat Aceh bangkit dan hidup kembali seperti sebelum tsunami.

Cita-cita dunia akan terpenuhi karena secara perlahan, rakyat secara perlahan sudah mulai bangkit, untuk mencapai kemajuannya. Dengan banyak bantuan dan ramainya pengunjung yang berwisata, liburan dan lain sebagainya baik dari dalam maupun luar negeri untuk melihat kondisi Aceh dan melihat bukti-bukti sejarah tingalan tsunami seperti Kapal Apung, bangunan Museum tsunami yang merupakan lokasi pariwisata di Aceh.