SEJARAH SINGKAT RADIO RIMBA RAYA DI KABUPATEN BENER MERIAH YANG MERUPAKAN TUJUAN WISATA

0
5006

SEJARAH SINGKAT RADIO RIMBA RAYA DI KABUPATEN BENER MERIAH YANG MERUPAKAN TUJUAN WISATA

This image has an empty alt attribute; its file name is lokasi.jpg

Radio Rimba Raya adalah salah satu Media  komunilkasi pada tahun 1948

 yang merupakan Radio Republik Indonesia darurat, Radio Rimba Raya berperan sangat besar terhadap kelangsungan pemerintahan Republik Indonesia dan menjadi penyelamat Indonesia, dan satu-satunya radio yang menyuarakan keberadaan Indonesia, setelah RRI Jogjakarta jatuh ke tangan Belanda pada 19 Desember 1948.[5] Melalui radio inilah disiarkan pesan–pesan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Karena pada saat itu Yokyakarta yang merupakan ibu kota Pemerintahan Darurat Republik Indonesia telah dikuasai Belanda. Radio ini memiliki panggilan sinyal: “Suara Radio Republik Indonesia”, “Suara Indonesia Merdeka”, “Radio Rimba Raya”, “Radio Divisi X”, “Radio Republik Indonesia”.

Penyiar-penyiar Radio Rimba Raya ini pada saat itu  adalah W. Schutz, Raden Sarsono, Abdullah Arief, M. Syah Asyik, Syarifuddin, Ramli Melayu, Syarifuddin Taib, Syamsudin Rauf, dan Agus Sam dengan seorang staf Saphari.[1]. Radio Rimba Raya memiliki daya pancar 1 Kilowatt dan bekerja pada frekwensi 19,25 dan 61 meter ini mulai bersiaran sejak terjadinya Agresi Belanda I sampai dengan Konferensi Meja Bundar berakhir dan tentara pendudukan Belanda ditarik dari Indonesia.

Radio Rimba Raya terletak di Kabupaten Bener Meriah tepatnya di Jl. Buntul Nangka, Paya Gajah, Bukit, Kabupaten Bener Meriah, Aceh 24582, secara geografis terletak pada titik Koordinat 4°43’20.0″N 96°52’08.1″E.  Kabupaten Benar Meriah yang Ibukotanya Simpang Tiga Redelong adalah Kabupaten baru  hasil pemekaran Kabupaten Aceh Tengah, berdasarkan undang- undang No. 41 tahun 2003 tanggal 18 Desember 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bener Meriah di Provinsi Aceh. Kabupaten ini memiliki luas 1.919,69 km² terdiri dari 10 Kecamatan dan 233 desa.

Tugu/Monumen Radio Rimba Raya di Kabupaten Bener Meriah ini dibangun pemerintah pada tanggal 27 Oktober tahun 1987 dan diresmikan oleh Bapak Bustani Arifin saat itu menjabat sebagai Menteri Koperasi/Kepala Badan Urusan Logistik. monumen merupakan bangunan bersejarah dalam mempertahankan agresi Belanda dan saat ini sudah menjadi salah satu tujuan wisata yang sangat ramai di kunjungi oleh wisata lokal dan wisata manca negara.

Untuk mencapai ke lokasi Radio Rimba Raya dapat ditempuh dari berbagai arah jalan tembus antara lain  dari simpang Krueng Mane dengan melewati Gunung sala yang merupakan daerah wisata yang sangat indah panorama alamnya, asri dan  sejuk. Para wisata lokal dari Banda Aceh atau dari Provinsi Sumatera Utara yang liburan bersama keluarga dengan  tujuannya Bener Meriah atau Takengon pada umumnya  melindasi jalan Gunung Sala dengan jarak tempuh ± 80 km atau 2 jam perjalanan dengan kenderaan.

Wisata lainnya yang hendak mengnjungi kota dingin ini juga bisa melintasi dari simpang 4 Kabupaten Bireuen dengan jarak tempuh sekitar ± 120 km atau 2 sampai 3 jam perjalanan, bila dari Banda Aceh melewati beberapa Kabupaten melalui jalan lingtas Sumatera mulai dari Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidei, Kabupaten Pidei Jaya dan Kabupaten Bireuen dengan jarak tempuh ± 305 km atau sekitar  6 jam 20 menit dengan kenderaan roda 4, dan jarak  dari Simpang Tiga Redulong hanya 25 menit. Bila dari Ibu Kota Aceh Tengah atau Takengon dapat ditempuh dalam waktu 1,35 menit dengan jarak sekitar ± 52, 2  km (sumber : https:.google.maps/RRI+Radio Rimba Raya)