RUMAH SUKU NIAS DI DESA MANDRE KECAMATAN MANDREHE KABUPATEN NIAS BARAT

0
3837

RUMAH SUKU NIAS DI DESA MANDRE KECAMATAN MANDREHE KABUPATEN NIAS BARAT

Rumah adat Nias adalah rumah panggung dalam bahasa Nias disebut ( Omo Hada) merupakan rumah tradional orang Nias pada umumnya, seperti yang terdapat di desa Mandrehe Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat masih utuh dan terpelihara namun belum terdaftar sebagai cagar budaya. Rumah adat ini terletak di jalan Raya Olimbu Lahomi arah menuju ke situs megalitik Balano Laina yang jaraknya sekitar 1 km sebelum tiba di situs. Rumah suku Nias  ini terlihat saat tim BPCB Aceh melaksanakan monitoring ke situs megalitik Baladano Laina akhir Desember 2019, dan di Desa ini terdapat  2 buah Rumah adat yang bentuknya hampir sama juga rumah ini  belum ada perubahannya, Jarak rumah adat  tersebut antara satu dengan yang lainnya sekitar 300 meter,

Rumah adat suku nias ini sudah berumur ± 200 tahun dan sangat unik,  bentuknya pun bulat telur dengan denah 12 x 10 m, rumah bentuk panggung yang berdiri diatas tiang – tiang  dengan ketinggian 1,5 m,   memiliki satu tangga, menghadap ke timur, dinding papan dan atap rumbia. Secara geografis terletak pada titik koordinat 1°01’32.1″N 97°29’05.0″E.menurut informasi masyarakat setempat rumah ini adalah rumah suku nias  yang ditempati oleh keturunannya.

Foto 1 Foto 2

Rumah adat suku Nias Desa Mandrehe Kecamatan Mandrehe

Rumah panggung ini dibangun di atas tiang-tiang kayu nibung (Oncosperma tigillarium) yang tinggi dan besar, yang beratap rumbia (Metroxylon sagu). Bentuk denahnya ada yang bulat telur (di Nias utara, timur, dan barat), ada pula yang persegi panjang (di Nias tengah dan selatan). Bangunan rumah panggung ini tidak berpondasi yang tertanam ke dalam tanah, serta sambungan antara kerangkanya tidak memakai paku, hingga membuatnya tahan goyangan gempa. Ruangan dalam rumah adat ini terbagi dua, pada bagian depan untuk menerima tamu menginap, serta bagian belakang untuk keluarga pemilik rumah. Di halaman muka rumah dahulu biasanya terdapat patung batu, tempat duduk batu untuk berpesta adat, serta di lapangan desa ada batu-batu besar yang sering dipakai dalam upacara lompat batu. Saat ini peninggalan batu dari masa Megalitik seperti itu yang keadaanya masih baik dapat dilihat di desa-desa Bawomataluwo dan Hilisimaetano kabupaten Nias Selatan. Selain itu di Nias Barat terdapat pula rumah adat Nias jenis lain yaitu Omo Sebua, yang merupakan rumah tempat kediaman para kepala negeri (Tuhenori), kepala desa (Salawa), atau kaum bangsawan dan di Nias ada juga jenis rumah adat tertentu yang dahulu dipakai khusus untuk rumah berhala-berhala orang Nias, yang dinamakan Osali.

Di Kabupaten Nias Barat khususnya kecamatan Moro’ö  masih banyak terdapat tinggalan cagar budaya seperti rumah adat, rumah tradional dan pemukiman yang unik, menurut informasi masyarakat setempat ada 20 rumah yang letaknya berjejer, rumah-rumah tersebut sudah berumur hampir 200 tahun, menurut uu cagar budaya no 10 tahun 2011 sudah memenuhi syarat untuk  dapat diusulkan dalam system registrasi nasional sebagai dan di daftar sebagai  cagar budaya, di Nias Barat ini potensinya sangat bagus  untuk dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata kerena daerah  ini memiliki  potensi alam yang indah seperti panorama yang asri dan sumber pemandian air panas yang keluar dari gunung. (Nurdin), (Sumber hasil monitoring desember 2019).