PENDOPO GUBERNUR ACEH YANG DIBANGUN PADA MASA KOLONIAL

0
3491

PENDOPO GUBERNUR ACEH YANG DIBANGUN  TAHUN 1880 MESEHI PADA MASA KOLONIAL

BPCB Aceh, 19/10/2018 : Pendopo Gubernur Aceh adalah bangunan bekas kediaman Gubernur Belanda yang dibangun di bekas peninggalan kerajaan Sultan yang terletak di Kelurahan Peuniti Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh. Bangunan ini didirikan pada tahun 1880 dan saat ini bangunan dimanfaatkan sebagai Pendopo Gubernuran. Pendopo Gubernur berdiri diatas tanah milik Negara seluas 7.750 M² menghadap kearah Utara. Bangunan ini berdenah letter T dengan bagian depan bangunan berukuran panjang 20 m dan lebar 7 m, dan bagian belakang bangunan terdiri dari 4 lapis.

Secara struktural bagian depan bangunan terdiri dari sebuah ruangan setengah terbuat (Pendopo) dengan kapasitas yang sangat memadai sebagai ruang pertemuan. Pendopo ini dibangun diatas pondasi masih berkonstruksi kayu, dan berlantai marmer. Pada bagian depan bangunan yang berfungsi sebagai pendopo terdapat tiang-tiang kayu penyangga dengan ukuran 20 cm x 20 cm. tiang-tiang tersebut berfungsi sebagai penopang atap yang diperkuat oleh lengkungan kayu, diantara tiang dan langit-langitnya.

Ruangan tersebut dilengkapi dengan jendela-jendela kayu berukuran besar dengan daun jendela berukuran jurasi (krepyak) yang memenuhi hampir keseluruhan dinding samping. Kesan estetik tampak pada kelengkapan bangunan yang berupa kaca-kaca hias berbentuk persegi empat dengan sisi melengkung, berwarna kuning, hijau, biru, dan putih. Kaca-kaca hias tersebut terpasang dengan padu di atas jajaran jendela. Lubang angin terletak di bagian atas jajaran kaca hias, membentuk segitiga yang saling menyilang dengan sisi-sisi yang berbentuk kurung kurawal.

Pintu sebagai salah satu unsur utama bangunan terdapat pada sayap bangunan sisi kanan dan kiri. Dinding bagian belakang pendopo juga dilengkapi dengan pintu penghubung yang berukuran besar dan memiliki dua belah daun pintu berhiaskan ornament sulur-suluran. Sisi depan bangunan merupakan bagian yang hampir seluruhnya dalam keadaan terbuka.

Konstruksi atap diperkuat oleh balok tarik yang memanjang dan balok ikat yang melintang, sedangkan langit-langit tersusun dari bilah-bilah papan. Bagian tengah  langit-langit  dihiasi dengan ornament yang berbentuk medallion. Atap pendopo berbentuk limasan dan terbuat dari bahan sirap. Ujung atas tampak dihiasi dengan kemuncak, demikian pula dengan bagian kanan dan kiri atap.

Beranda ditopang oleh empat buah tiang kayu, serta dinaungi atap mendatar berbentuk persegi panjang. Kelengkapan lainnya berupa enam buah anak tangga yang seluruhnya disusun dari batu marmer. Bidang-bidang dinding yang kosong berhiaskan ornamen berbentuk belah ketupat dengan garis disetiap ujungnya dan dibatasi oleh bingkai.

Secara keseluruhan bangunan ini menampakkan perpaduan antara arsitektur Eropa dan Tradisional. Ciri tradisional tampak pada bentuk pendopo yang berupa ruang setengah terbuka, konstruksi bangunan yang didominasioleh bahan-bahan kayu, serta ornamen-ornamen hias yang melengkapinya.

Sedangkan profil pintu dan jendela yang serba tinggi dan lebar, serta kelengkapan interior yang berupa kaca-kaca hias memunculkan kesan Eropa yang cukup kental.

Bangunan ini pembuatannya diprakarsai oleh Letnan Karel van der Heijden yang pada waktu itu menjabat sebagai Komandan Militer dan Sipil Belanda di Aceh (Juni 1877-1881). Gedung ini pertama kali digunakan oleh Letnan Jenderal Van der Heidjen pada tahun 1880. Bangunan ini hingga sekarang masih bisa dilihat dan difungsikan sebagai Pendopo Gubernur Aceh. NURDIN, (sumber: riflet BP3 thn 2008)

                         Bangunan Pendopo Gubernur Aceh