Pameran Daring Saweu Cagar Budaya

0
651

Pameran Daring Saweu Cagar Budaya

17 Agustus merupakan tanggal yang selalu diingat oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai hari di mana Indonesia merdeka dari sistem kolonialisme yang menjerat selama ratusan tahun. Perjuangan Indonesia menuju kemerdekaan terjadi di seluruh daerah mulai dari pelosok sampai kota-kota besar. Banyak cerita dan bukti-bukti perjuangan Indonesia dalam menuju kemerdekaan ini khususnya di wilayah Aceh.

Sebagai daerah dengan potensi sumber daya alam yang cukup diminati oleh negara lain, Aceh mengalami masa perjuangan melawan penjajahan yang cukup lama. Hal ini dapat terlihat dari tinggalan bangunan yang bernuansa eropa baik itu bangunan pemerintahan, pertahanan, maupun peribadahan.

Peperangan yang berlangsung selama 40 tahun dengan Belanda, wilayah Aceh yang saat itu berada pada Pemerintahan Kerajaan Aceh Darussalam dinyatakan kalah setelah Sultan Aceh Muhammad Dadud Syah dan Pnglima Polem menyerah pada tahun 1903. Sejak saat itu Belanda mulai membangun infrastruktur  seperti jalur transportasi kereta api, tangsi-tangsi pemukiman Belanda, gedung komandan militer dan sipil, mercusuar, pengadaan sumber air bersih, pemakaman untuk serdadu Belanda ( Kerkkhoff), kantor Der Nederlandsche Handle Maat Shappij, rumah sakit, museum, kantor percetakan, gedung Da javasche Bank, Mulo, pegadaian, perumahan pejabat-pejabat Cina, pertokoan dan tempat tinggal militer dan pegawai.

Pada tahun 1924 Belanda kalah atas Jepang di Ujung Batee. Sejak tahun tersebut Jepang menguasai Aceh bersamaan dengan pembangunan fasilitas militer tentara Jepang seperti Bunker dan pengalihan fungsi bangunan tinggalan Belanda.

Namun saat ini sebagian generasi muda lupa akan hal tersebut. Dalam rangka Hari Kemerdekaan RI ke 75 tahun ini BPCB Aceh ingin mengangkat kembali semangat perjuangan kepada generasi muda di Aceh dengan menampilkan sejarah dan tinggalan cagar budaya melalui Pameran Daring Cagar Budaya

Dalam pameran daring ini akan menampilkan lima video mengenai cagar budaya di Provinis Aceh yang berhubungan dengan bukti perlawanan rakyat Aceh terhadap kolonialisme. Lima video tersebut yaitu Benteng Indrapatra, Benteng Kuta Lubuk, Masjid Indrapuri, bangunan kolonial di Kota Banda Aceh (Menara Air, Sentral telefon, Pendopo Gubernur, dan Gedung BI), dan Makam Kerkhof yang menjadi salah satu bukti kekalahan terbesar Belanda di Banda Aceh.

Penayangan lima video cagar budaya ini diharapkan akan membangkitkan gairah kaum muda untuk selalu menghargai jasa-jasa pahlawan masa lalu dan menjadi pemicu semangat untuk mempertahankan kemerdekaan bagi kaum muda di Indonesia khususnya di Provinsi Aceh.

Dalam rangkaian pameran daring BPCB Aceh juga akan melaksanakan Diskusi Daring dengan tema “Bukti Perlawanan Rakyat Aceh Terhadap Kolonialisme

Diskusi daring akan menampilkan bukti perjuangan rakyat aceh dari dua sisi ilmu, yaitu sejarah dan arkeologi. Pembahasan dari sisi ilmu sejarah akan disampaikan oleh sejarahwan dengan mengangkat semangat perjuangan rakyat Aceh dalam melawan penjajahan yang dikaitkan dengan bangunan bersejarah seperti masjid raya, kerrkhof dan rumah-rumah kolonial.

Selain akan membahas mengenai sejarahnya, pada diskusi daring ini akan menyampaikan semangat juang yang tergambarkan dari tinggalan arkeologisnya yaitu cagar budaya yang tersebar di Provinsi Aceh. Tinggalan arkeologis berupa benteng perjuangan (seperti Benteng Indrapatra, Benteng Kuta Lubuk, Benteng Inong Bale), masjid-masjid yang digunakan sebagai tempat perjuangan (masjid Indrapuri), bangunan kolonial di Kota Banda Aceh (Menara Air, Sentral telefon, Pendopo Gubernur, dan Gedung BI), Makam Kerkhof yang menjadi salah satu bukti kekalahan terbesar Belanda di Banda Aceh.

Pelaksanaan pameran daring bertujuan untuk memberikan informasi secara luas mengenai sejarah perjuangan rakyat aceh terhadap kolonialisme beserta bukti tinggalan perjuangannya.

Rangakaian kegiatan Pameran Daring akan disiarkan langsung melalui melalui kanal Youtube BPCB Aceh pada tanggal 24 Agustus 2020 pukul 10.00 s.d. 16.00.