
MAKAM SYIAH KUALA DI MATA MASYARAKAT ACEH
Makam Syiah Kuala merupakan salah satu makam Ulama yang terletak di Gampong. Deah Raya yang berdampingan dengan Gampong Alue Naga, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Makam ini berada di pinggir laut untuk mencapai lokasi dengan menempuh jarak sekitar ± 8 km dari pusat Kota Banda Aceh. Secara astronomis Banda Aceh terletak pada titik koordinat 05°16’15″–05°36’16” LUdan dan 95°16’15″–95°22’35” BT dengan ketinggian rata-rata 0,80 meter di atas permukaan laut.
Syiah Kuala adalah seorang Ulama Besar yang sangat ahli tentang Hukum pada masa kesultanan Iskandar Muda, dan pada masa itu ada juga ulama yang mengusai tentang Adat. yaitu. Poutu Meruhom dan yang menguasai tentang Hukum adalah Tgk. Syiah Kuala, sehingga dalam masyarakat Aceh kebijakan yang dilakakukan tak luput dari dasar hukum, dan sering diucapkan pepatah. “Adat bak Poutoe Merehom, Hukum bak Syiah Kuala”, artinya kebijakan masalah Adat dan Hukum, di Aceh dasarnya ada pada Potoe Merehom dan Syiah Kuala.
Syiah Kuala nama aslinya Teungku Syekh Abdurrauf beliau dilahirkan di Singkil pada tahun 1615, dan meninggal di Banda Aceh pada tahun 1693 Masehi, dikebumikan di dekat muara (kuala) Krueng Aceh. Di kawasan itu sebelumnya beliau mendirikan, mengelola, dan memimpin sebuah dayah (lembaga pendidikan setingkat perguruan tinggi). Nama tempat itulah yang ditabalkan pada dirinya dengan julukan “Syekh di Kuala”. Kemenakan kandung ulama sufi terkenal Hamzah Fansury ini, sekembali dari Arab menjabat Mufty Agung dan Kadhi Malikul Adil pada masa Pemerintahan Sultanah Tajul Alam Sri Ratu Safiatuddin hingga Sultanah Sri Ratu Keumalat Syiah. dalam buku sejarah “40 Tahun Unsyiah” di tulis oleh Badlimus SH, MHum, Yarmen Dinamika, dan Sulaiman Tripa, beliau seorang ulama besar Aceh berkaliber internasional dan berguru di Mesir, Mekah dan Madinah selama 19 tahun.(sumber :Http:// aceh. Tribunnew.com/2014/siapakah syaiah kuala)
Syeh Abdul Rauf orang pertama menterjemahkan al qur’an dia punya kitab hadis sarah alba’in 40 dan dikumpulkan hadis di tulisnya dan dia juga punya buku nasehat-nasehat tentang raja Aceh. Beliau juga punya murid dari Makasar bernama syeh yusuf al-makasari dari jawa barat bernama sheh abdul muhi, jari ulatkan sumatera barat sheh Burhanuddin mareka dating ke Aceh belajar sama sheh Abdul Rauf, masa itu juga sudah punya jaringan ulama di Nusantara.
Makam Syiah Kuala ini dilindungi oleh UPT Pusat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kantor BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Aceh dengan menempat satu orang Juru Pelihara jauh sebelum tsunami, Makam Syiah Kuala merupakam salah satu objek wisata di Kota Banda Aceh yang sangat ramai di kunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah di provinsi Aceh dan pada hari-hari tertentu seperti hari dan kamis masyarakat Aceh khusunya berziarah ke Makam ulama ini dengan menyembeli kambing, selain itu juga banyak pengunjung wisata dari manca negara terutama dari negarf jiran Malaysia.
Masyarakat yang datang dari berbagai berbagai daerah dari Kabupaten ke Ibu Kota Provinsi Banda Aceh merasa masih kurang lengkap apabila belum berziarah ke Makam Syiah Kuala dan berkunjung ke Masjid Raya Baiturrahman Kota Banda Aceh.
Makam syiah kuala tampak dari arah barat dan arah selatan