
Konservasi Kompleks Makam Raja-Raja Sorkam di Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara
Barus, 29 September 2019. Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh melaksanakan Kegiatan Konservasi di Kompleks Makam Sultan Ibrahim Syah, Desa Bukit Hasang, Kecamatan Barus dan Kompleks Raja-Raja Sorkam di Desa Sorkam Kanan, Kecamatan Sorkam Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Pelaksanaannya di mulai dari tanggal 25 September sampai 6 Oktober 2019, di pimpin oleh Hamdillah (Ketua), Darwis (anggota), Joni Zulfikar (anggota) dan Ambo Asse Ajis (anggota).
Gambar 1. Konservasi nisan Raja dalam negeri Sorkam yang bergelar Ratu Raja Aminah, wafat pada bulan Saban (Mei) Tahun 1200 Hijriah (1786 Masehi)
Kompleks Makam Raja-Raja Sorkam
Kompleks Makam Raja-Raja Sorkam berada di Jalan Raden Saleh ( lintas Barus-Sibolga), Desa Sorkam Barat, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah. Profil keletakan kompleks makam ini, berada di atas bukit, di sisi barat sungai …
Kompleks Makam Raja-Raja Sorkam terletak di Jalan Raden Saleh Desa Sorkam Barat, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah, Propinsi Sumatera Utara. Objek ini telah didaftarkan dalam sistem registrasi nasional cagar budaya Indonesia dengan nomor ID RNCB.20111017.04.000434. Keterangan tentang pendaftran ini dapat diakses di situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di alamat https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2016052400012/kompleks-makam-raja-raja-sorkam.
Nama lain Kompleks Makam Raja-Raja Sorkam adalah Jirat Rondah. Secara keletakan, kompleks makam ini berada di atas puncak bukit atau lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya dengan luasan areal sekitar 2.500².
Areal pemakam ini, penggunaannya masih berlanjut hingga masa sekarang dengan status tanah hibah sebagai pekuburan umum desa. Tinggalan makam yang memiliki nisan kuno di tempat ini tersebar dan berkelompok dengan kondisi sebagai berikut:
No | Kelompok Makam | Makam dengan nisan kuno | Kondisi umum fisik |
1 | Kelompok 1 | 6 | Berlumut, berdebu, patah |
2 | Kelompok 2 | 3 | Berlumut, berdebu, patah |
3 | Kelompok 3 | 1 | Berlumut, berdebu, patah |
4 | Kelompok 4 | 3 | Berlumut, berdebu, patah |
5 | Kelompok 5 | 1 | Berlumut, berdebu, patah |
6 | Kelompok 6 | 1 | Berlumut, berdebu, patah |
7 | Kelompok 7 | 10 | Berlumut, berdebu, patah |
8 | Kelompok 8 | 9 | Berlumut, berdebu, patah |
9 | Kelompok 9 | 11 | Berlumut, berdebu, patah |
10 | Kelompok 10 | 7 | Berlumut, berdebu, patah |
11 | Kelompok 11 | 13 | Berlumut, berdebu, patah |
12 | Kelompok 12 | 11 | Berlumut, berdebu, patah |
13 | Kelompok 13 | 4 | Berlumut, berdebu, patah |
14 | Kelompok 14 | 2 | Berlumut, berdebu, patah |
15 | Kelompok 15 | 6 | Berlumut, berdebu, patah |
16 | Kelompok 16 | 20 | Berlumut, berdebu, patah dan di cat |
17 | Kelompok 17 | 6 | Berlumut, berdebu, patah |
18 | Kelompok 18 | 5 | Berlumut, berdebu, patah dan di cat |
Jumlah | 119 |
Tabel 1.Kelompok Makam dan jumlah pasangan nisan kuno
Potensi Ancaman
Keterancaman Situs Kompleks Makam Raja-Raja Sorkam sama dengan Kompleks Makam Sultan Ibrahim Syah dimana kondisi ekstrim yang disebabkan faktor biotik seperti suhu, panas matahari dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun menjadi agen yang mempengaruhi kondisi fisik tinggal ini.
Iklim yang basah menyebabkan tumbuhan mikroorganisme seperti lumut dan jamur batu sangat aktif tumbuh di batu nisan dan badan makam. Kondisi ini adalah keterancaman di masa depan yang perlu diantisipasi agar bobot nilai penting situs tetap tinggi, antara lain:
- Perlunya pembuatan cungkup/naungan di situs untuk mengendalikan dampak mikroorganisme;
- Juru pelihara perlu dibekali dengan keterampilan melakukan konservasi ringan; dan,
- Juru pelihara perlu dibekali leaflet yang berisi informasi sejarah dan kandungan data arkeologis situs ini.
Untuk mengatasi ancaman ini maka Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh melakukan tindakan berupa pembersihan fisik nisan-nisan kuno dengan metode konservasi mekanis kering dan mekanis basah. Metode ini mudah dilakukan dan ramah lingkungan sebab tidak menggunakan bahan-bahan kimiawi. Selain itu, pilihan metode ini juga sesuai dengan rekomendasi kegiatan yang telah dilakukan di lokasi Kompleks Makam Tuan Machdum dan Kompleks Makam Mahligai pada Tahun 2018 yang lalu. Ambo
Konservasi nisan Raja dalam negeri Sorkam yang bergelar Datuk Raja Amat, wafat tangga 9 bulan Ra’biul Awal Tahun 1269 Hijriah (20 Desember 1853 Masehi)