BUKTI TERTULIS TENTANG PANAI

0
3151

BUKTI TERTULIS TENTANG PANAI

BPCB Aceh,:Catatan tertua penyebutan Panai, pertama kali ditemukan dalam pahatan  Prasasti Tanjore (1030/31 Masehi), peninggalan Rajendra I, Dinasti Cholamandala,  yang berlokasi di Coromandel, India Selatan.[1] Deskripsi Panai dalam prasasti tersebut, tertulis “dialiri sungai-sungai,” yang sarat makna dan pengertiannya bisa sangat luas.

Penyebutan kedua, terlihat dalam catatan Kerajaan Majapahit pada Kitab Nagarakertagama (1365 Masehi) pupuh XIII bait 1 dimana Panai termasuk salah satu tempat yang ditafsirkan wajib memberikan upeti kepada Majapahit. [1] Terkait dengan hal ini

Selanjutnya, penyebutan ketiga tentang Pane, terdapat pada masa yang lebih muda, dimana sebuah naskah asing berbahasa Armenia menyebut keberadaan Pane atau P’anes berjudul Nama Kota-Kota India dan Kawasan Pinggiran Persia, Buku yang muasalnya di buat sekitar tahun 1667 Masehi dan mengalami penulisan ulang sekitar delapan (8) kali disertai tambahan (versi) dari penyadurnya. Penyaduran terakhir disebutkan pada abad ke-18 Masehi sebagaimana diriwayatkan oleh Keram Kevonian (2002:37-38).

Keberadaan masa lampau Panai sebagai penghasil Kapur Barus, Kemenyan, Emas dan bahan baku kebutuhan rempah dunia  yang ada di Kabupaten Padang Lawas, Sumatera Utara) sangat strategis sebagai bahan pendidikan karakter berbasis budaya lokal sehingga kelestarian Cagar Budayanya seperti lansekap sungai di Padang Lawas, kompleks percandian, dinamika social budaya masyarakatnya wajib terlestarikan sebagai aset berharga Prov. Sumatera Utara secara khusus dan bangsa Indonesia secara umum. (sudah dipublikasikan pd pameran di Unimed Sumut)