BPCB Aceh sukses memantik semangat pelestarian Jalur Rempah Kota Banda Aceh

0
836

Aceh Besar, 8/10/20. Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Aceh sukses besar menyelenggarakan Diskusi  Kelompok Terpumpum atau FGD tentang Jalur Rempah dan potensinya yang ada di  Aceh, khususnya Kota Banda Aceh. Kegiatan FGD dilaksanakan hari Kamis, 15  Oktober  di ruang Pidie Lt.1, Hotel Kriyad Muraya, Banda Aceh dari pukul 08.00-13.00 WIB. Baca: https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbaceh/bpcb-aceh-akan-menyelenggarakan-focus-group-discussion-fgd-tentang-jalur-rempah/

Yarmen Dinamika, seorang tokoh pers Aceh, menjadi moderator selama proses diskusi, begitu antusias mengatur ritme nada penuh geliat semangat berdiskusi 2 lokus jalur rempah  di Aceh (Banda Aceh dan Aceh Utara) bisa kembali berkibar dipentas nasional dan dunia.  

Begitu juga para pemantik, seperti: Nurmatias (Kepala BPCB Aceh), Mawardi Umar (Ketua Masyarakat Sejarah Indonesia  Aceh), Jamaludin ( Dinas Kebudayaan dan Pariwista Provinsi Aceh) dan  Zulkarnaen (Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Aceh) bahu membahu menyemangati para peserta FGD Jalur Rempah untuk menemukan kunci-kunci program dan kegiatan Jalur Rempah 2021-2024.

Suasana kegiatan FGD Jalur Rempah yang dilaksanakan BPCB Aceh

Sebagaimana diketahui secara nasional, ada 20 lokus jalur rempah nusantara dan 2 diantara lokus tersebut ada di Aceh, yakni kota Banda Aceh mewakili Kerajaan Aceh Darussalam dan Aceh Utara mewakili kerajaan Samudera Pasai.

Kepala BPCB Aceh, Nurmatias, menyampaikan bahwa “tugas kita adalah membumikan jalur rempah di Banda Aceh pada khususnya maupun di Aceh pada umumnya. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menjalankan tugas tersebut, diantaranya melakukan kajian eksistensi jalur rempah Banda Aceh dengan pendekatan multidisiplin yang komprehensif. Hasil kajian tersebut kemudian diinternalisasikan kepada para pemangku kebijakan (Walikota, DPR Banda Aceh, Swasta dan masyarakat) di Kota Banda Aceh. Terkhusus para pengajar peserta didik (SMA, SMP) untuk bisa menangkap dan menghasilkan konsep pembelajaran yang kuat tentang sejarah Jalur Rempah yang bisa diaktualkan dalam dunia pendidikan muatan lokal secara khusus atau materi aja nasional secara umum. Dalam berbagai kajian multidisplin ilmu, sejarah rempah-rempah di Banda Aceh harus mampu menemukan outstanding universal value (nilai-nilai universal yang luar biasa).”

Mawardi Umar, mengatakan “Realitas jalur rempah ini jangan sampai hanya menjadi kebanggaan masa lalu yang dibayangkan saja (romantisme), akan tetapi juga menjadi sumber inspirasi ke depan untuk membangun Aceh. Diharapkan program jalur rempah ini dapat menjadi nilai penting ekonomi di Aceh di masa datang. Misalnya komoditas yang dihasilkan bisa menjadi komoditas wisata. Kutipan FD Roosevelt: “Kita tidak selalu bisa membangun masa depan untuk generasi muda, tapi kita dapat membangun generasi muda untuk masa depan.”

Zulkarnaen (Dinas Pendidikan Provinsi Aceh) mengatakan akan “membuka diri untuk menyisipkan jalur rempah sebagai lokal konten yang diajarkan kepada siswa dengan metode yang tepat dan efektif.”

Jamaluddin (Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aceh) menyampaikan bahwa “Jalur rempah ini sangat bermanfaat untuk sektor pariwisata, misalnya menarik wisatawan dari India untuk melihat tinggalan mereka di Aceh yang berkaitan dengan jalur rempah. Juga menarik wisatawan dari Turki untuk mengunjungi makam orang Turki yang ada di Aceh. Salah satu paket yang bisa dijual adalah tour operator yang ada di Aceh dengan tour operator negara – negara yang berkaitan dengan jalur rempah. Hal yang harus kita perhatikan adalah konektifitas.”

Semangat Jalur Rempah di BPCB Aceh

BPCB Aceh merupakan fasilitator kegiatan FGD  dalam rangka membangun kesadaran bersama keberadaan jalur rempah yang menjadi agenda nasional.dibutuhkan kerja sama antar pemangku kepentingan dan target jangka panjangnya di tahun 2024 jalur rempah ini bisa ditetapkan menjadi warisan budaya UNESCO.

Nurmatias, Kepala BPCB Aceh, menyampaikan bahwa dari sisi pemajuan kebudayaan, pemanfaatan jalur rempah (perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, pembinaan) akan dilakukan karena jalur rempah memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

“Di dalam skema pemajuan kebudayaan, memanfaatkan budaya – budaya yang ada terkait jalur rempah tidak lain untuk kesejahteraan bersama karena budaya adalah deposit yang tidak pernah habis kreatifitasnya yang bisa memunculkan nilai – nilai ekonomi. Harapannya jalur rempah ini, bisa memberikan komoditi yang berkelanjutan.  Selain itu, berkaitan dengan diplomasi budaya, harapannya dengan adanya jalur rempah ini diplomasi budaya dapat berjalan dengan baik.Pada tahun 2020-2024 ke depan, sejumlah kegiatan yang akan dilakukan di BPCB Aceh terkait program jalur rempah, antara lain: 1. Menjaring informasi atau data – data yang ada di Aceh, 2. Membuat konten muatan lokal generasi muda dengan membuat buku, 3. Webinar terkait dengan jalur rempah, 4. Karavan Budaya (Arung Samudera Jalur Rempah) dengan kegiatan festifal nasional dan international (mengarungi jalur rempah dari maluku hingga madagaskar) yang merupakan program Dirjen Kebudayaan, 5. Kegiatan pameran kuliner, pameran tradisional dan hal-hal berkaitan dengan kebudayaan yang ada, dan lain sebagainya.”

Rekomendasi FGD Jalur Rempah Banda Aceh

Pada akhir acara, Moderator FGD, Yarmen Dinamika, membacakan rekomendasi-rekomendasi dari para peserta, antara lain:

  1. Jalur rempah Aceh yang ada mewakili Kerajaan Bandar Aceh Darussalam (Banda Aceh) dan Samudera Pasai (Aceh Utara).
  2. Aceh merupakan bagian jalur rempah nusantara yang layak diajukan menjadi warisan budaya dunia “jalur rempah nusantara” ke UNESCO
  3. Aceh masih memiliki bukti – bukti fisik berupa tinggalan pelabuhan, makam kuno, prasasti yang layak dilestarikan.
  4. Eksistensi jalur rempah Aceh harus dikaji dengan pendekatan multidisiplin yang komprehensif.
  5. Hasil kajian perlu diinternalisasikan dengan para pemangku kebijakan sampai melalui berbagai strategi diseminasi.
  6. Berbagai kajian multidisiplin ilmu tentang kajian jalur rempah di aceh harus bisa menemukan universal outstanding value.
  7. Perlu dilakukan identifikasi situs – situs jalur rempah di Aceh dengan kajian komprehensif termasuk menandainya dengan monumen – monumen tertentu.
  8. Jalur rempah di Aceh perlu dijadikan media pembelajaran siswa.
  9. Jalur rempah di Aceh Pembangkit dan pengungkit pariwisata di sektor ekonomi dan kebudayaan politik.
  10. Konsideran yang logis dan argumentatif harus bisa menjelaskan mengapa narasi tentang jalur rempah ini perlu dan Aceh menjadi salah satu lokusnya.
  11. Merumuskan rencana aksi secara spesifik melalui lokakarya, seni karya, dan dimensi lainnya yang melibatkan semua pemangku kepentingan terkait.
  12. Perlunya upaya memperkuat narasi jalur rempah terutama digitalisasi agar jalur rempah disukai oleh kaum milenial agar wacana ini tersambung antar generasi
  13. Dibangun monumen jalur rempah di sejumlah lokasi
  14. Display rempah Aceh di museum aceh
  15. Membangun integrasi antara situs budaya jalur rempah dengan perencanaan kota.  
Tim Jalur Rempah BPCB Aceh meeting persiapan program dan kegiatan tahun 2020 di Kalvas Caffee, Aceh Besar

Kontributor, Ambo Asse Ajis*

*Staf Hubungan Masyarakat (Humas)  BPCB Aceh