BPCB Aceh Peserta Pameran Kesejarahan di IAI Al-Aziziah Bireuen

0
741

BPCB Aceh Peserta Pameran Kesejarahan di IAI Al-Azizian Bireuen

Bireuen, 28/10/2019. BPCB Aceh bekerjasama dengan BPNB Aceh dan berkoordinasi dengan Direktorat Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan PW NU Aceh untuk melaksanakan kegiatan Pameran Kesejarahan di Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga Kabupaten Bireuen. Pameran Kesejarahan ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Penguatan Nilai Kebangsaan di Pesantren Tahun 2019 berupa Halaqah Kebangsaan dengan tema Pesantren dan Nilai Kebangsaan: Merawat Ingatan Sejarah untuk Memperkokoh Keimanan, Lomba Esai Kebangsaan, dan Pameran Kesejarahan. Pameran Kesejarahan ini sendiri bertajuk Cinta Tanah Air Sebagian Dari Iman: Sejarah dan Tradisi Kebudayaan di Pesantren

 Tim BPCB Aceh (Saifuddin dan Mursyidah) mempersiapkan bahan pameran.

Pameran dibuka oleh Direktur Sejarah yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala Subdirektorat Sumber Sejarah, Agus Widiatmoko, dan dihadiri Abu Syekh H. Hasanoel Basri HG (Abu MUDI) selaku pimpinan Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiah Samalanga dalam hal ini diwakili Tgk. H. Zahrul Fuadi Mubarrak (Abi MUDI) yang merupakan Wadir I Dayah MUDI, serta para pejabat terkait.

 Pembukaan Pameran Kesejarahan di IAI Al-Aziziyah Samalanga.

Dalam pameran tersebut BPCB Aceh menampilkan leaflet dari beberapa cagar budaya/situs, seperti Kandang dan Makam Kandang 12, Makam Sultan Malikussaleh dan Makam Sulthanah Nahriansyah, Komplek Kerkhoff dan Rumah Tjong A Fie, Gedung Bank Indonesia Aceh dan Gedung Bank Indonesia Medan, Masjid Raya Baiturrahman dan Masjid Raya Medan, serta Kerangka Manusia di Aceh Tengah dan Percandian Padang Lawas. Informasi mengenai beberapa situs disampaikan pula dalam bentuk banner, seperti Hulu Sungai Barumun di Padang Lawas, Pohon Kamper di Barus, serta Situs Kota Cina sebagai Sumber Daya Budaya. Serta ada satu koleksi pameran yang memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung, yaitu replika nisan atau yang biasa disebut Prasasti Minje Tujoh. Prasasti tersebut ditulis dalam bentuk syair upajati berbahasa Melayu Klasik dan ditulis dalam huruf Arab dan Sumatera Kuno.

Antusiasme para siswa Dayah MUDI serta para mahasiswa Institut Agama Islam Al-Aziziyah terhadap sejarah tampak begitu tinggi. Hal tersebut tampak dari banyaknya pengunjung pameran yang datang silih berganti semenjak pameran dibuka. Beberapa pengunjung bahkan menunjukkan ketertarikannya dengan bertanya langsung kepada penjaga pameran mengenai materi pameran, beberapa dari mereka bahkan tertarik dengan buku-buku yang dipamerkan yang memang rencananya akan disumbangkan kepada Perpustakaan MUDI. Selain bertanya mereka yang tertarik dengan isi buku yang dibaca juga tidak segan untuk mencatat apa yang menurut mereka penting, tidak hanya 1 buku namun beberapa buku sekaligus.

Selain para siswa dan mahasiswa, ada pula pengunjung yang berasal dari masyarakat umum yang tertarik karena melihat kerumunan di sekitar tempat pameran. Beberapa masyarakat menyatakan sangat teryarik terhadap pameran semacam ini karena dapat menambah pengetahuan serta memperkuat rasa nasionalisme, merek berharap kegiatan semacam ini dapat dilaksanakan lebih sering lagi.(dede)