Batu Parsuri-surian Natikka Nasumurung Br. Nadeak di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Prov. Sumut

0
2518

Batu Parsuri-surian Natikka Nasumurung Br. Nadeak di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Prov. Sumut

Batu Parsuri-surian  terletak di Desa Tanjung Bunga  Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara secara Geografis wilayah Kecamatan Pangururan berada pada titik  koordinat 2˚30’-2˚45’ Lintang Utara dan 98˚30’-98˚45’ Bujur Timur dengan luas wilayah ±121,43 km² dengan ketinggian rata-rata 920 m di atas permukaan laut.

Batu ini tepatnya Berada di Huta Godang Desa Tanjung Bunga Kecamatan Pangururan dengan koordinat   N 02˚36.175’ dan E098˚41.163’ dengan ketinggian 928m diatas permukaan laut.  Batu ini berwarna abu-abu terang berbentuk persegi dan memiliki permukaan yang datar dibagian atasnya dan meruncing ke bagian bawah dengan ukuran diameter panjang 140 cm dengan diameter lebar 100 cm serta tinggi 59 cm dari permukaan tanah.

Menurut Narasumber lokal keturunan langsung dari Oppung Nattika Nasumurung Br. Nadeak, yaitu Saudara Herman Nadeak menceritakan bahwa pada masa penjajahan Belanda memasuki daerah toba, Raja Sisingamangaraja melakukan perlawanan terhadap penjajah dengan melancarkan perang gerilya, beliau bergerilya melakukan perlawanan dan menghindar dari tentara Belanda hingga ke Pulau Samosir, suatu ketika Sisingamangaraja tiba di sebuah perkampungan yang bernama Huta Godang Tanjung Bunga dan bertemu dengan seorang gadis cantik yang sedang duduk diatas sebuah batu besar didepan rumah sembari menisir rambutnya yang panjang dan gadis tersebut bernama Natikka Nasumurung Br. Nadeak yang kemudian pada hari berikut disunting Sisingamangaraja XII menjadi Istrinya.

Sampai saat ini batu tersebut dipercaya masyarakat setempat sebagai batu pengingat hubungan kekeluargaan keturunan Marga Nadeak di Huta Godang Desa Tanjung Bunga dengan Marga Sinambela keturunan dari Sisingamangaraja XII dan hingga saat ini keturunan dari Sisingamangaraja masih sering secara rutin datang ke huta ini melakukan silaturahmi sembari melakukan kebersihan, batu ini masih diduga cagar budaya tidak bergerak karena sampai sejauh ini belum ada penelitian. (Sumber Buku Sejarah Samosir 2016)

                Batu Parsuri-surian Natikka Nasumurung Br. Nadeak