Pergelaran Maulid Raya di lapangan Blang Padang Kota Banda Aceh

0
1119

Penggelar Maulid Raya Nabi Muhammad SAW 1441 H  di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh. menghadirkan penceramah kondang DR. H. Das’ad Latif, S.Sos, S.Ag, M.Si,Ph.D. yang merupakan dosen dibeberapa kampus di Makasar, Sulawesi Selatan. Ceramah  Maulid Raya ini bertema “Teladani Akhlak Rasulullah dalam Mewujudkan Banda Aceh Gemilang” .

Dalam tausiyahnya ustadz beliau menyampaikan supaya kita selaku umat nabi Muhammad Saw, agar dapat mengikuti suri teladan  seorang rasul yang mulia, maka tujuan dibuat peringatan maulid supaya kita semua menginat tentang perjalanan hidup Rasulullah yang penuh dengan perjuangan untuk menyebarkan agama Allah, ustadz menghimbau dan mengajak seluruh masyarakat Aceh supaya tetap menjaga perdamaian, tidak adanya keributan atas perbedaan keyakinan dalam melaksanakan ibadah.

Pada kegiatan Maulid Raya dalam samb utannya Wali Kota Banda Aceh bapak Aminullah menyampaikan terlaksananya kegiatan maulid di Lapangan Blang Padang Kota Banda Aceh tahun ini atas partisifasi masyarakat tiap Gampong (desa) dan instansi pemerintah kota  Banda Aceh yang menyajikan hidangan ( Idang) sebanyak 1000 idang. Hidangan tersebut terdata  sebanyak 808 idang dan setiap Idang terdiri dari 25 porsi nasi dan lauk dengan menu makanan masakan khas Aceh yang berbeda-beda menurut desa (gampong) masing-masing. Dalam kesempatan itu beliau mengatakan ini salah satu warisan budaya Aceh yang menunjukkan kekompakan, kesenangan bahkan euforia ditunjukkan dalam memperingati hari kelahiran manusia paling mulia di muka bumi ini dan menilai bahwa kegiatan keagamaan seperti Maulid Akbar hari ini menjadi salah satu destinasi wisata religi favorit Banda Aceh.

Salah satu Idang (Hidangan dari Desa Doy Kota Banda Aceh

Peringatan Maulid di Aceh dilaksanakan sangat Panjang waktunya ± 3,5 bulan lamanya, di Aceh ada istilah Moulod phon (Maulid Pertama), Moulod Tengoh (Maulid tengah) dan Moulod ache (Maulid akhir). Selama bulan Maulid ini masyarakat Aceh sudapat memaklumi hampir semua bahan sembakau naik harganya seperti Pisang Raja yang biasanya harga Rp. 15000/sisir dan pada bulan Maulid harganyapun naik drastis sampai rp. 45.000/sisir dan masyarakat Aceh melaksanakan Moulod dalam rentang waktu tiga tahap, bila dalam waktu dalam rentang waktu tersebut tidak melaksanakan maka tidak dilaksanakan lagi karena bulan maolud sudah habis masanya.

Pada bulan Maulid ini hampir semua warga membuat maulid dengan Khanduri ( merayakan) yang mengeluarkan hidangan (Idang) masing-masing rumah membawa ke Mushalla ( Menasah), untuk para tamu-tamu yang di undang dari desa-desa yang lainnya. Dalam Pelaksanaan Maulid di Aceh dapat dilaksanakan secara besar-besaran karena kerja sama masyarakat yang sangat luar biasa untuk mengsukseskan acara sehingga para undangan tidak dibatasi karena yang diundang desa bukan individu. Seiring dengan acara maulid ini juga di undang Ustad penceramah dari berbagai Dayah (Peusanteren).

Bentuk Idang (hidangan) yang di keluarkan dalam talam (Baki) minimal 3 lapis yang disusun denga isi masakan khas Aceh, seperti Ayam/bebek masak putih, daging yang digoreng dan yang tidak pernah ketinggalan kuah pengat ( kuah tuhe) yang dibuat dengan santan dan campuran pisang raja yang dimakan dengan nasi ketan. Makanan ini sangat enak dan  sangat digemari oleh masyarakat Aceh usia.

Hasil gambar untuk maulid raya

Suasana Maulid Raya di Tenda Blang Padang