You are currently viewing Pembukaan Workshop “Pendokumentasian Digital Cagar  Budaya”

Pembukaan Workshop “Pendokumentasian Digital Cagar Budaya”

Pembukaan Workshop “Pendokumentasian Digital Cagar Budaya”

Minggu (27/10/2019) Balai Konservasi Borobudur melaksanakan pembukaan workshop “Pendokumentasian Digital Cagar Budaya”. Workshop diawalai dengan doa bersama dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Panita workshop, Dhanny Indra Permana serta Kepala Seksi Konservasi, Yudi Suhartono yang sekaligus membuka workshop secara simbolis.

Workshop ini diselenggarakan sebagai bentuk perwujudan tugas pokok fungsi Balai Konservasi Borobudur, yaitu pelaksanaan dokumentasi dan publikasi serta pengembangan metode dan teknik, khususnya bidang pendokumentasian cagar budaya. Workshop dihadiri oleh 27 orang yang merupakan perwakilan dari akademisi, Balai Arkeologi dan BPCB di Indonesia. Dilaksanakan dari tanggal 27-31 Oktober di Prima Hotel, Sleman Yogyakarta. Selama 5 hari peserta workshop akan mendapatkan materi sebagai berikut :

  1. Pemanfaatan Data Dokumentasi Digital dalam Pemugaran Bangunan Kolonial oleh Y. Khrisna Hadi Putra, S. T dari Etrim Concervation Institute, Semarang
  2. Komunikasi Visual Relief oleh Hendy Hertiasa, M. I. Kom dari FSRD ITB
  3. Pemodelan Informasi Bangunan Warisan Dunia (Heritage Building Information Modelling/HBIM oleh Shafarina Wahyu Trisyanti, S.T, M. T dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, ITB
  4. Laser Scanning untuk Pendokumentasian Cagar Budaya oleh Brahmantara, S. T dari Balai Konservasi Borobudur
  5. Fotogrammetri Rentang Dekat untuk Pendokumentasian Cagar Budaya oleh Brahmantara, S. T dari Balai Konservasi Borobudur
  6. Foto Udara untuk pemetaan Cagar Budaya oleh Sigit Riyanto, S. T dari MicroUAV Yogyakarta.

Pendokumentasian cagar budaya memiliki peranan penting terhadap kelestarian benda cagar budaya. Pendokumentasian yang baik dapat menjadi data pendukung bagi monitoring maupun konservasi benda cagar budaya.  Dengan workshop ini diharapkan dapat menghasilkan output pendokumentasian yang tidak hanya memberikan hasil dalam dua dimensi (2D), namun mampu menghasilkan visualisasi Cagar Budaya melalui metode dan teknik pendokumetasia Cagar Budaya sebagai sebuah media publikasi yang informatif, menarik dan edukatif.