Senin, (18 April 2016) UNESCO bekerja sama dengan Pemerintah Republik Jerman dan Balai Konservasi Borobudur, menggelar Workshop on Disaster Risk Preparedness and Management at Borobudur World Heritage Site yang berlangsung di Ruang Sidang 1 Balai Konservasi Borobudur. Workshop ini sebagai langkah antisipasi menghadapi bencana alam seperti gunung meletus dan gempa bumi yang mengancam Candi Borobudur.
Workshop ini fokus kepada upaya meminimalkan dampak dari bencana dengan memperkuat kerjasama antar lembaga, meningkatkan upaya-upaya konservasi, sekaligus memperkuat koordinasi dan tindakan yang sistematis untuk menangani bencana alam. Dalam workshop ini hadir para pemangku kepentingan yang akan berperan dalam analisis bencana di Candi Borobudur.
Wiwit Kasiyati, selaku Kepala Sub-Bagian Tata Usaha Balai Konservasi Borobudur mengatakan bahwa, Candi Borobudur termasuk cagar budaya yang rentan terkena dampak bencana alam seperti erupsi gunung berapi atau gempa bumi. Oleh karena itu perlu disusun langkah-langkah strategis dalam mengatasi dan meminimalkan dampak-dampak dari bencana alam tersebut. Erupsi Gunung Merapi pada 2010 dan Gunung Kelud pada 2014, merupakan salah satu ancaman bencana alam yang dihadapi Candi Borobudur. Kegiatan ini menjadi salah satu langkah untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur sebagai World Heritage.