Rabu (24/08/16) Balai Konservasi Borobudur menyelenggarakan Workshop Konservasi dan Pemugaran Bangunan Kolonial selama 7 Hari 24-30 Agustus 2016. Workshop diikuti 25 peserta yang berasal dari Unit Pelayanan Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan dan dinas daerah yang mengelola cagar budaya khususnya bangunan kolonial.
Workshop Konservasi dan Pemugaran Bangunan Kolonial mencoba memberikan wawasan pengetahuan dan peningkatan kemampuan tenaga pengkaji, konservasi, dan pemugar cagar budaya tentang konservasi dan pemugaran bangunan kolonial. Dalam kegiatan ini para peserta melaksanakan praktek dilapangan untuk merumuskan perencanaan konservasi dan pemugaran bangunan kolonial di Kota Lama Semarang.
Kepala BK Borobudur Marsis Sutopo dalam sambutannya mengatakan dalam pemugaran bangunan kolonial biasanya menemui polemik di masyarakat sehingga dituntut untuk bisa menentukan dan melakukan langkah yang bijak dan tepat. Diharapkan melalui workshop konservasi dan pemugaran bangunan kolonial, peserta dapat menyelesaikan persoalan di lapangan dari sudut pandang yang luas dan dengan cara yang baru.
Para peserta workshop mendapat pengetahuan mengenai Kebijakan Pelestarian Cagar Budaya di Indonesia, Dokumentasi Bangunan Kolonial, Arsitektural Bangunan Kolonial, Kerusakan dan Pelapukan Bangunan Kolonial, Konservasi dan Pemugaran Bangunan Kolonial, Pendataan Kerusakan dan Pelapukan serta Perhitungan Analisis Harga Satuan, Pengenalan Kawasan Kota Lama Semarang, Pengenalan Alat dan Bahan, Identifikasi Kerusakan dan Pelapukan, Menghitung Volume Kerusakan dan Pelapukan, Konsep Penanganan dan Menyusun Rencana Anggaran Biaya dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.