You are currently viewing Workshop Arsitektur Vernakular Borobudur

Workshop Arsitektur Vernakular Borobudur

Gambaran bangunan “Vernakular” di Relief Candi Borobudur bukan hanya berasal dari wilayah Jawa Tengah saja namun tersebar di wilayah Nusantara sehingga nilai-nilai yang terdapat di Relief Candi Borobudur harus dipelajari dan dimanfaatkan. Demikian yang disampaikan Mohammad Cahyo Novianto salah satu narasumber dalam kegiatan Workshop Arsitektur Vernakular Borobudur yang dilaksanakan MCB Warisan Dunia Borobudur, 22-25 Juli 2024 di Atria Hotel, Magelang.

Beberapa contoh gambaran bangunan vernakular yang terpahat di Candi Borobudur seperti Rumah Limasan di Jawa Tengah, Rumah Tongkonan di Toraja, Sulawesi Selatan, Rumah Bolon di Sumatera Utara dan bangunan lainnya.

Penanggungjawab MCB Warisan Dunia Borobudur Wiwit Kasiyati mengatakan bahwa kegiatan Workshop Arsitektur Vernakular Borobudur diperlukan untuk menggugah kembali perhatian dari masyarakat dan pemerintah setempat mengenai arsitektur vernakular Borobudur.
“Ditetapkannya Candi Borobudur sebagai destinasi super prioritas, banyak perubahan besar yang dilakukan di Kawasan Borobudur salah satunya berubahnya rumah penduduk menjadi homestay dengan fasad bata ekspose yang mengubah keunikan karakter Kawasan Borobudur”, ungkap Wiwit.

Salah satu elemen lanskap budaya Kawasan Borobudur adalah arsitektur tradisional atau arsitektur vernakularnya. Arsitektur vernakular sendiri adalah gaya arsitektur yang berkembang dari tradisi lokal, bahan bangunan lokal, teknik konstruksi tradisional, serta budaya dan lingkungan tempat arsitektur tersebut berada.

Wiwit menjelaskan bahwa memang masyarakat lebih menyukai desain bangunan modern daripada konsep bangunan vernakular. Arsitektur vernakular sering dianggap lebih menyulitkan perawatannya dibanding dengan arsitektur modern yang lebih simpel. Namun perubahan bentuk bangunan di Kawasan Borobudur merubah karakteristik kawasan pedesaan menjadi kawasan urban.

“dengan workshop ini diharapkan ada kepedulian untuk menjaga, memelihara, melestarikan dan mengembangkan arsitektur vernakular Borobudur tanpa mengubah karakter kawasan pedesaan sehingga Kawasan Borobudur dapat lestari atribut budayanya” terang Wiwit.