You are currently viewing Tanggapan Arkeolog Balai Konservasi Borobudur Tentang Candi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman
Hari dalam wawancara dengan MMTC Yogyakarta

Tanggapan Arkeolog Balai Konservasi Borobudur Tentang Candi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman

Tanggapan Arkeolog Balai Konservasi Borobudur Tentang Candi Borobudur Peninggalan Nabi Sulaiman

 

Senin (06/05/2019) Sekolah Tinggi Multimedia (MMTC) Yogyakarta melakukan wawancara kepada staf Balai Konservasi Borobudur, Hari Setyawan. Wawancara ini menanggapi tentang ungkapan Kyai Fahmi Basha tentang Candi Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman.

Hari menyampaikan bahwa dalam sebuah penelitian merupakan ranah atau ruang lingkup kajian ilmiah. “Kita pernah mendengar pernyataan dari Kyai Fahmi Basha di media sosial yang begitu impresif yang mengatakan bahwa Candi Borobudur beserta seluruh komponen arsitektur di dalamnya berhubungan dengan situs merupakan peninggalan Nabi Sulaiman. Perlu diadakan pendekatan secara komprehensif dan holistik dalam hal keilmuan,” pungkasnya.

Hari, sebagai arkeolog mengetahui beberapa hal terkait metode penelitian yang terkait dengan situs purbakala. Dalam ilmu arkeologi dikenal dengan nama data spasial dan temporal. Spasial terkait dengan tinggalan atau obyek yang ada pada suatu latar waktu. “Ini harus dibuktikan dengan penelitian-penelitian ilmiah. Untuk mengaitkan Candi Borobudur dengan Nabi Sulaiman sangat jauh. Dan itu tidak bisa dipaksakan dengan justifikasi-justifikasi yang cenderung di luar konteks ilmiah,” terangnya.

Hebrew University of Jerusalem, di dalamnya terdapat institute of archaeology dengan beberapa penelitiannya membuktikan bahwa situs Nabi Sulaiman berada di Timur tengah dengan pusat kota di Jerusalem. Nabi Sulaiman diyakini hidup pada abad 10 SM. Pendekatan dari Hebrew University adalah biblical approach, data arkeologi dan epigrafi. Apabila dikaitkan dengan Saba (Wanasaba) dari data spasial dan temporal sangat berbeda  yaitu abad 8-10 M pada masa keemasan Mataram Kuno periode Jawa Tengah. Wanasaba sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tempat berkumpul yang ada di sebuah hutan.

Menurut Hari, hal ini tidak perlu diperdebatkan lagi karena termanifestasi dalam penelitian-penelitian di Hebrew University. Apabila kemudian menarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur adalah tinggalan Nabi Sulaiman merupakan hipotesis yang jauh dari standar-standar ilmiah. “Kita hormati beliau sudah melakukan penelitian yang sangat lama terkait komponen-komponen arsitektur Candi Borobudur yang memperkuat bahwa itu merupakan tinggalan Nabi Sulaiman. Namun, kami dari disiplin ilmu arkeologi juga memiliki justifikasi-justifikasi ilmiah yang itu menunjukkan bahwa Candi Borobudur merupakan tinggalan dari Kerajaan Mataram Kuno periode Jawa Tengah,” tegasnya.

Hari dalam sesi wawancara