Rabu, (17/08/18) Balai Konservasi Borobudur menyelenggarakan Talkshow “Menggali Arsip, Melestarikan Cagar Budaya” di Hartono Mall Yogyakarta. Talkshow menghadirkan Narasumber dari BK Borobudur, Yudi Suhartono Sebagai praktisi pelestari Cagar Budaya, Tjahjono Prasojo Akademisi dari Jurusan Arkeologi UGM, dan Erwin Djunaidi Ketua Komunitas Malam Museum Yogyakarta.
Yudi Suhartono dalam paparannya menjelaskan bagaimana proses Arsip Borobudur diselamatkan setelah beberapa tahun terbengkalai. Pada tahun 2010 dimulai penataan ulang arsip Borobudur ditempat khusus dengan penanganan yang hati-hati untuk menghindari kerusakan arsip. Hingga akhirnya tercetus ide untuk diajukan ke UNESCO sebagai Memory of the World dan resmi ditetapkan sebagai MoW pada 1 Oktober 2017.
Tjahjono Prasojo mengatakan bahwa dalam arkeologi terdapat satu kajian yakni epigrafi yakni membaca dan menafsirkan. Prasasti sebagai salah satu tinggalan arkeologis dikategorikan sebagai data primer yang dimungkikan sebagai arsip yang berbahan keras (batu, logam) yang menjadi media penulisan pada masa lampau. Sehingga arsip yang berbentuk prasasti menjadi bukti otentik sebuah peristiwa dimasa lalu.
Erwin Djunaedi sebagai salah satu motor penggerak Komunitas Malam Museum Yogyakarta berpendapat bahwa dengan arsip kita bisa banyak bercerita mengenai suatu tinggalan cagar budaya ataupun sebuah peristiwa penting di masa lalu, dia berharap masyarakat bisa dengan mudah mengakses arsip Borobudur sehingga mampu mengembangkan wawasannya terhadap Candi Borobudur
A.Tujuan
Tujuan kegiatan pameran MOW Borobudur adalah menunjukkan dan menyebarluaskan informasi dalam bentuk teks, gambar, sketsa, dan foto tentang arsip sejarah pemugaran Candi Borobudur kepada masyarakat luas sebagai alat untuk Memperkuat Karakter dan Jati Diri Bangsa dalam Kebhinekaan Melalui Memory Kolektif Masa. Dengan tercapainya tujuan tersebut, diharapkan masyarakat lebih mengenal, peduli, dan memiliki rasa bangga terhadap arsip sejarah pemugaran candi Borobudur yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Candi Borobudur sebagai karya agung nenek moyang sebagai karya monumental masa lalu yang mempunyai nilai keagungan luar biasa (Outstanding Universal Value) yang berstatus sebagai warisan dunia, sehingga dapat turut serta menjaga kelestariannya. Kegiatan pameran juga bertujuan untuk mendukung salah satu misi Balai Konservasi Borobudur, yaitu “Meningkatnya Apresiasi Masyarakat terhadap Candi Borobudur khususnya arsip sejarah pemugaran candi Borobudur”.
B. Lokasi Pelaksanaan
Pameran akan dilaksanakan Road Show di 4 kota Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya pada tanggal bulan Oktober 2018. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan selengkapnya terlampir dalam proposal ini
C. Tema dan Materi Pameran
Tema pameran secara keseluruhan adalah pameran Memory Of The World (MOW) Indonesia Dalam Rangka Nominasi Dokumen Sejarah Pemugaran Candi Borobudur sebagai Daftar Ingatan Dunia (Memory Of The World) adalah “Memperkuat Karakter dan Jati Diri Bangsa dalam Kebhinekaan Melalui Memory Kolektif Masa Lalu”. Materi pameran ini dikelompokkan menjadi beberapa sub tema, sesuai dengan alur dan story line yang telah dibuat. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para pengunjung memahami informasi yang akan disampaikan. Informasi tersebut akan terbagi menjadi beberapa bagian materi, yaitu:
- Pengertian MOW, Nilai Penting MOW, proses pengajuan MOW dan MOW dunia.
- Dokumen arsip sejarah pemugaran Candi Borobudur yang meliputi buku dokumentasi candi Borobudur, Roll film selluloid 16 mm, gambar dan peta kalkir, foto pemugaran candi, negatif kaca, positif film dan negatif film.
Selain materi-materi tersebut, pengunjung juga dapat memperoleh informasi dari buku katalog yang berisikan informasi seluruh materi yang terdapat dalam pameran, sehingga informasi tetap dapat diperoleh meskipun kegiatan pameran telah selesai.