Seminar PraKajian Kerusakan/Pelapukan dan Metode Konservasi Cagar Budaya Batu

prakajianpelapukanbatu2014

Hari keempat Seminar PraKajian, Senin (14/04/14) Balai Konservasi Borobudur membahas kajian mengenai Kerusakan/Pelapukan dan Metode Konservasi Cagar Budaya Batu. Kajian ini terbagi menjadi 2 kajian yaitu kajian Dampak Negatif Dupa dan Lilin Terhadap Batu Candi dan Kajian Efektifitas Pembersihan Endapan Garam pada Cagar Budaya Berbahan Batu dengan Resin Penukar Ion.

Candi batu di Indonesia sebagian besar berada di lingkungan terbuka yang rentan mengalami kerusakan dan pelapukan akibat kontak langsung dengan udara, air hujan, sinar matahari, dan aktivitas manusia. Salah satu pelapukan yang terjadi adalah penggaraman yang berdampak pada pelapukan batuan pada permukaan candi yang mengancam kelestarian candi.

Selain itu pemanfaatan candi sebagai kegiatan keagamaan yang menggunakan alat ritual seperti lilin dan dupa secara terus menerus, perlu dikaji apakah memberikan dampak positif atau negatif.

Kepala Seksi Layanan Konservasi Iskandar M. Siregar mengatakan bahwa kajian-kajian ini sebagai upaya menemukan bahan-bahan yang efektif dalam menanggulangi penggaraman yang dapat menyebabkan pelapukan batu dan  menganalisa secara ilmiah dampak dupa dan lilin terhadap batu candi.

Seminar PraKajian PraKajian Kerusakan/Pelapukan dan Metode Konservasi Cagar Budaya Batu yang dilaksanakan di  Hotel Grand Artos Aerowisata, Magelang ini menghadirkan 4 narasumber dari Universitas Gadjah Mada yaitu Prof. Dr. Endang Tri Wahyuni, M.S, Prof. Dr. Nuryono, Dr. Wayan Warmana, dan Dra. Niken Wirasanti, M.Si.