Balai Konservasi Borobudur (BKB) menyelenggarakan seminar hasil kajian tahun 2020 pada 9-11 Desember 2020. Peserta yang hadir merupakan staff BKB, perwakilan dari unit pelaksana teknis (UPT) Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta akademisi. Wiwit Kasiyati selaku kepala BKB membuka secara resmi Seminar Hasil Kajian yang berlangsung selama tiga hari di Hotel Grand Ambarukmo Yogyakarta ini. Dalam sambutanya beliau menyebutkan bahwa pada tahun 2020 ini terdapat beberapa kajian ataupun kegiatan yang terdampak covid-19 sehingga tidak dapat terlaksana. Namun, hal ini justru menghasilkan kegiatan ataupun kajian baru yang inovatif hingga ada kegiatan yang bertaraf internasional. Wiwit mengharapkan peran aktif peserta dalam memberikan masukan untuk kesempurnaan hasil kajian.
Pada tahun 2020 ini, Balai Konservasi Borobudur melaksanakan 7 (tujuh) kajian, yaitu :
- Pengebangan Bahan Konsolidan Untuk Cagar Budaya Karst
- Penggunaan Resin Alam untuk Konsolidasi Artefak Kayu
- Pengembangan Wisata Intepretasi Candi Borobudur
- Penggunaan Sandal Khusus untuk Pencegahan Keausan Batu Candi Borobudur
- Zat Allelopati Tumbuhan Untuk Konservasi Cagar Budaya Berbahan Batu Andesit
- Identifikasi Material Cat Pada Lukisan Berbahan Kanvas
- Evaluasi Kebocoran Candi Borobudur
Narasumber yang hadir merupakan akademisi maupun praktisi yang kompeten pada masing-masing bidang kajian. Dalam sambutan penutupan, Khanifudin Malik selaku Kasubbag Tata Usaha BKB, sangat mengapresiasi kajian-kajian yang telah terlaksana. Walaupun terdampak covid, namun kajian berhasil hingga sampai pada seminar hasil. Khanif mengharapkan perencanaan serta time management yang baik dari tiap-tiap anggota, agar menghasilkan kajian yang matang dan tepat waktu.