You are currently viewing Sejarah Pembangunan Candi Borobudur

Sejarah Pembangunan Candi Borobudur

Sejarah Pembangunan Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah warisan dunia (World Heritage) terbesar di Indonesia. Merupakan candi  agama Budha yang sering digunakan untuk perayaan Waisak, yaitu suatu acara ritual dari agama Budha bersama-sama dengan Candi Pawon dan Candi Mendut yang letaknya di sebelah timur tidak jauh dari Candi Borobudur. Sampai dengan saat ini tidak diketahui pasti kapan Candi Borobudur tersebut dibangun. Tidak ada catatan yang memberikan keterangan kapan dan siapa pendiri Candi Borobudur. Meskipun demikian, para ahli arkeologi telah berpendapat bahwa masa pembangunan Candi Borobudur diduga dari ± tahun 775 M sampai dengan  ± 832 M. Dengan demikian dapat diduga bahwa candi tersebut dibangun atas perintah raja Visnu, yang dilanjutkan selama pemerintahan Indra dan Samaratungga.

Mengingat bukti-bukti yang ada, kita lebih cenderung untuk mengikuti teori satu dinasti, yaitu dinasti €ailendra. Bila hal ini benar, Visnu dapat diidentikkan dengan Panangkaran. Mengapa Visnu (nama dewa dalam bahasa Hindu) dipakai oleh seorang raja Budhis ini dapat dijelaskan oleh prasasti Sragen dan teori Poebatjaraka. Boleh jadi pemakaian nama Visnu sebelum berpindah agama dari Hindu ke Budha. Mengenai adanya pergantian aliran Hinayana ke Mahayana, dapat dijelaskan melalui prasasti Sojomerto bahwa Mahayana berasal dari Sriwijaya, Tetapi masih menjadi pertanyaan kenapa aliran Hinayana yag berkembang pesat pada abad VII, tiba-tiba lenyap begitu saja. Dan secara tiba-tiba pula aliran Mahayana telah berkembang dengan pesat pula pada abad VIII. Suatu kurun waktu yang dapat dikatakan relatif pendek untuk suatu proses perubahan kebudayaan.

Hal tersebut juga didukung oleh arsitektur candi Borobudur yang sudah mantap dan maju, tanpa diawali oleh candi-candi lain yang dapat dianggap sebagai prototipenya, tiba-tiba saja nenek moyang kita dapat membangun candi Borobudur yang demikian megah dan arsitekturnya unik. Bentuknyapun lain daripada yang lain, tidak dapat dibandingkan dengan candi-candi lainnya manapun juga.

Referensi :

Tukijan,2011. Kondisi Candi Borobudur Sebelum Pemugaran II. Balai Konservasi Borobudur.

Samidi, 2000. Metode Pencocokan Batu Lepas (Anastilosis) Pagar Langkan Candi Borobudur. Tesis Program Studi Ilmu Arkeologi Bidang Ilmu Budaya Program Pascasarjana, Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. Jakarta.