Merupakan nama sejenis buah dari suku sawo-sawoan (Sapotaceae). Buah ini juga dikenal dengan nama sawo apel, sawo ijo atau apel ijo (Jw.), sawo hejo (Sd.), sawo kadu (Banten), kenitu atau manécu (Jatim), dan sawo manila (Lampung). Sawo duren umumnya dikonsumsi sebagai buah segar, meski juga dapat digunakan sebagai bahan baku es krim atau serbat (sherbet). Pohon sawo duren menghasilkan buah setelah berumur 5-6 tahun, dan biasanya musim puncak buah itu di Jawa terjadi pada musim kemarau. Banyak bagian pohon yang berkhasiat obat; misalnya kulit kayunya, getah, buah dan biji. Rebusan daunnya dipakai untuk menyembuhkan diabetes dan rematik. Dari pepagannya (kulit kayu) dihasilkan obat kuat dan obat batuk. Pohonnya kerap digunakan sebagai tanaman hias dan peneduh di taman-taman dan tepi jalan. Kayunya cukup baik sebagai bahan bangunan. Dan cabang-cabangnya yang tua dimanfaatkan untuk menumbuhkan anggrek. Sawo duren berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan Hindia Barat. Karena manfaatnya, kini sawo duren telah menyebar ke seluruh daerah tropis. Di Asia Tenggara, sawo duren banyak ditanam di Filipina, Thailand dan Indocina bagian selatan. Pohon yang selalu hijau dan tumbuh cepat, tinggi hingga 30 m, dengan batang berkayu, silindris, tegak, pepagan berpermukaan kasar berwarna cokelat, abu-abu gelap sampai keputihan; dengan banyak bagian pohon yang mengeluarkan lateks—getah putih yang pekat—manakala dilukai.
Motif hias Pohon Sawo durian terpahat di relief Candi Borobudur yang pada umumnya dipahatkan secara utuh mencakup batang, dahan atau ranting, daun, dan buah yang dipahatkan secara detail. Batang pohon dipahatkan bercabang dengan daun yang berbentuk oval dengan tulangan daun ditengahnya. Buah bulat dan muncul secara bergerombol di sela-sela dahan.
ingin tahu Candi Borobudur lebih lengkap kunjungi borobudurpedia.co.id