(07/06/22) Balai Konservasi Borobudur kembali melaksanakan kegiatan Diseminasi Minyak Asiri untuk Pengendalian Mikroflora cagar Budaya di BPCB Sulawesi Selatan. Kegiatan ini sekaligus mendukung program jalur rempah, yaitu rempah untuk cagar budaya. Kegiatan ini juga bertepatan dengan berlabuhnya Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci yang membawa rombongan laskar rempah di Pelabuhan Makassar.
Peserta kegiatan berjumlah 30, terdiri dari staff BPCB Sulawesi Selatan dan akademisi (Departemen Arkeologi UNHAS) yang setiap harinya bersentuhan langsung dengan cagar budaya. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kepala BPCB Sulawesi Selatan, Bapak Laode Muhammad Aksa. Selama 2 hari peserta mendapatkan materi berupa teori dan praktek. Pada hari pertama dipaparkan pengantar mengenai minyak asiri serta cara pembuatannya, dilanjutkan dengan pembuatan emulsi sereh wangi, dan penyemprotan di dinding luar benteng Rotterdam.
Setelah melakukan penyemprotan pada hari pertama, dilakukan pengamatan terhadap dinding benteng yang sudah diberikan perlakuan. Pada hari kedua ini, pembersihan belum dapat dilakukan karena penyemprotan dilakukan pada sore hari. Kondisi dinding benteng juga lembab dan kurang terkena sinar matahari. Sehingga pada hari kedua lumut baru menunjukkan sedikit perubahan warna. Untuk selanjutnya peserta dapat melakukan monitoring terhadap hasil dari penyemprotan tersebut.
Pada sesi diskusi peserta banyak membahas mengenai masalah yang sering dihadapi dilapangan, seperti konsolidasi batu, penangan rayap, konservasi kertas, dan masih banyak lagi, tidak hanya terbatas membahas mengenai minyak asiri. Kepala BPCB Sulawesi Selatan, Bapak Laode Muhammad Aksa menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan tersebut. Beliau berharap staff maupun akademisi dapat bertukar dan update informasi mengenai konservasi dari Balai Konservasi Borobudur. Penggunaan rempah untuk cagar budaya juga sangat bagus, karena didukung dengan kekayaan rempah nusantara.
Materi dan sertifikat dapat diunduh pada tautan berikut ini.