Preserving Cultural Heritage in the Vulnerable Areas
UNESCO, sebuah badan khusus PBB dalam bidang pendidikan, keilmuan dan kebudayaan, menyelenggarakan Sharing Session “Preserving Cultural Heritage in the Vulnerable Areas” – A Story from Lombok. Acara tersebut dilaksanakan pada Jumat, 3 Mei 2019 bertempat di Hotel Pandanaran, Yogyakarta. Proyek ini diinisiasi oleh UNESCO Jakarta dalam memberikan tambahan kapasitas bagi para pengrajin tenun yang terdampak bencana gempa.
Heryanto, Kepala Bappeda Kabupaten Lombok Selatan, menyampaikan bahwa kearifan lokal sangat berperan untuk meningkatkan resilience masyarakat. Khususnya adaptasi dengan lingkungan alam dan sosial dalam menghadapi bencana. Diana Setiawati, Project Coordinator UNESCO Jakarta,menambahkan bahwa peningkatan kapasitas juga ditekankan pada promosi dan narasi tenun Lombok. Publikasinya melalui media sosial. Selain itu, disampaikan juga nilai bentuk dan motif tenun yang menjadi bagian dari warisan budaya di Lombok oleh antropolog Hairus Salim.
Sharing session ini diharapkan menjadi inspirasi bersama bagi Balai Konservasi Borobudur dan masyarakat kawasan Borobudur dalam mengembangkan dan mempromosikan produk budaya yang terinspirasi dari Candi Borobudur.