Detik-detik Waisak 2561 BE/2017 yang jatuh pada hari Kamis 11 Mei pukul 04 : 42 : 09 detik, diperingati ribuan umat Buddha dengan puja bhakti atau berdoa di halaman Barat Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Peringatan Trisuci Waisak 2017 mengangkat Tema Memahami Kebhinekaan dalam Kebersamaan. Tema nasional ini diangkat agar semua orang memahami bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk hidup dalam persaudaraan dan persatuan. Peringatan Trisuci Waisak sendiri merupakan rangkaian tiga peristiwa yaitu memperingati kelahiran, pencapaian kesempurnaan dan meninggalnya sang Buddha.
Biksu Wongsin Labhiko dalam tuntunan sebelum meditasi Waisak mengatakan bahwa kehidupan tidak cukup dengan keinginan dan waktu tidak cukup bagi kebutuhan. Dunia ini tidak ada persoalan bagi orang yang bijaksana.
“Dunia ini tidak ada persoalan apabila belajar mengetahui kenyataan bahwa sesungguhnya dunia ini berkondisi tidak kekal adanya,”
Ia mengajak umat Buddha untuk menambah level obyek dengan menjaga perbuatan baik sesuai ajaran Guru Agung Sang Buddha Gautama. Dunia ini tidak ada yang baru selain pergerakan dan perubahan.
Perayaan Waisak 2561 BE/2017 di Candi Borobudur ditutup dengan ritual pradaksina oleh para biksu dan umat dengan mengelilingi candi tiga kali searah jarum jam.
Sebelumnya perayaan Waisak diawali dengan prosesi dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur dengan melewati Candi Pawon di Magelang, Jawa Tengah. Dalam prosesi itu para biksu, tokoh-tokoh dalam agama Buddha, simbol-simbol agama Buddha, dan hasil bumi diarak sepanjang jalan. Prosesi tersebut diikuti oleh ribuan orang.