Peringatan Hari Raya Waisak 2560 BE

IMG_8147_800x533

Peringatan Hari Raya Waisak 2560 BE (Buddhist Era) pada 22 Mei 2016 dihadiri oleh Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia. Dalam Seremonial Waisak Nasional ini menyerukan agar seluruh umat beragama untuk memperkuat persatuan dan kerja sama untuk kemajuan bangsa.

Jusuf Kalla mengatakan bahwa Indonesia bangga memiliki Candi Borobudur sebagai warisan budaya yang dipelihara dengan baik oleh masyarakat di sekitarnya tanpa memandang perbedaan agama.
Hal itu menjadi contoh bagaimana umat beragama saling menghormati dalam menjaga Borobudur. Agama Islam menghormat agama lain. Begitu pula agama Buddha dan Kristen yang menghormati sesama umat beragama.

Selain itu, menurut Wakil Presiden saat ini dunia mengalami banyak permasalahan, seperti konflik ekonomi dan kesejahteraan. Ia berpesan agar umat beragama memperkuat persatuan dan kerjasama. “Apapun agamanya, perlu meningkatkan kerja sama untuk kemajuan bangsa,” kata Kalla.
Ia menyatakan Waisak merupakan perayaan untuk menyampaikan kegembiraan dan mengevaluasi apa yang kita lakukan untuk ibadah masing-masing. Cinta kasih terhadap sesama manusia, kesatuan, persaudaraan, dan kebahagiaan bersama menjadi tujuan bersama.

Semua agama menyampaikan hal yang sama yakni keselamatan. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia punya beragam perbedaan tapi satu. Perdamaian memberi tujuan kesejahteraan yang dijalankan dengan baik dan penuh kejujuran. Memajukan bangsa perlu sentuhan cinta kasih dari lubuk hati, saling menghormati, dan kerjasama yang baik. Di Indonesia terdapat pandangan yang berbeda-beda, misalnya pandangan yang baik, keras, dan lembut, ujar Kalla.

Sebelumnya, prosesi Waisak diawali dengan prosesi pengambilan air berkah dari Umbul Jumprit dan api alam di Mrapen, Purwodadi. Keduanya kemudian disemayamkan di Candi Mendut dan dilanjutkan dengan prosesi kirab dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur melewati Candi Pawon. Dalam prosesi tersebut, para biksu, tokoh-tokoh dalam agama Buddha, simbol-simbol agama Buddha, dan hasil bumi diarak sepanjang jalan diikuti oleh peserta kirab.

Detik-detik Waisak diawali dengan doa bersama kemudian renungan hingga dan diakhiri dengan namaskara atau sujud dan dilanjutkan dengan Pradaksina, yaitu mengelilingi Candi Borobudur sebanyak 3 kali.

IMG_8288_800x533IMG_8075_800x533

IMG_8326_800x533 IMG_8011_800x533