Memperingati Hari Ulang Tahun Lembaga Purbakala Indonesia yang genap berusia 101 tahun, Balai Konservasi Borobudur melaksanakan Tasyakuran bersama seluruh staf. Tasyakuran ini merupakan salah satu wujud syukur atas kebersamaan yang telah terjalin dalam upaya pelestarian cagar budaya Indonesia.
Dalam tasyakuran ini disampaikan riwayat lembaga purbakala indonesia yang diawali pada sebuah hobi mengumpulkan barang-barang antik hingga muncul sebuah badan yang khusus menangani benda-benda purbakala. Surat keputusan Pemerintah tanggal 14 juni 1913 no. 62 menandai berdirinya “ Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch – Indie” sebuah jawatan purbakala (badan purbakala) yang menggantikan “Commissie in Nedelandsch – Indie voor oudheidkundig onderzoek op Java en Modera” yaitu badan panitia sementara yang berdiri pada tahun 1901. Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch – Indie inilah yang merupakan cikal bakal institusi Arkeologi di Indonesia.
Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo menyampaikan bahwa tantangan kedepan di dunia Kepurbakalaan Indonesia semakin besar, apalagi reformasi birokrasi yang saat ini gencar dilakukan oleh pemerintah mengharuskan kita bekerja lebih maksimal. Nantinya setiap individu akan memiliki kontrak kerja selama satu tahun yang harus dilaksanakan sehingga tidak ada lagi istilah pengangguran terselubung.
Acara tasyukuran dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng tasyakuran oleh Marsis yang diberikan kepada pegawai BK Borobudur yang paling tua. Acara dilanjutkan dengan do’a bersama memohon kelancaran dalam melestarikan cagar budaya di Indonesia. Tasyakuran ditutup dengan acara makan bersama semua staf yang ada di BK Borobudur.