You are currently viewing Peningkatan Kapasitas Kelembagaan BPBD Kota Batu

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan BPBD Kota Batu

Peningkatan Kapasitas Kelembagaan BPBD Kota Batu

Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Kota Batu berkunjung ke Balai Konservasi Borobudur (BKB) pada Kamis, 26 September 2019. Rombongan berjumlah kurang lebih 14 personel Seksi Kedaruratan dan Logistik Pusdalops, Tim Reaksi Cepat dan Logistik dan Peralatan BPDB Kota Batu. Kedatangan rombongan BPBD Kabupaten Batu ke BKB adalah dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan BPBD Kota Batu khususnya dalam manajemen bencana.

Tri Hartono, Kepala Balai Konservasi Borobudur menjelaskan salah satu tugas dan fungsi BKB adalah melaksanakan pengamanan, pemeliharaan dan pemugaran Candi Borobudur, Mendut dan Pawon. Kelestarian Candi Borobudur khususnya, sebagai warisan dunia yang sangat popular di dalam dan di luar negeri harus terus dijaga. Termasuk ancaman kerusakan oleh bencana. Untuk itu, harus dibuat sistem manajemen bencana.

Hari Setyawan, arkeolog dari BKB di depan rombongan BPBD Kota Batu menyampaikan hal-hal terkait manajemen bencana di Candi Borobudur. Hari menjelaskan beberapa potensi bencana yang mungkin terjadi di Candi Borobudur. Diantaranya bencana gunung api dan gempa bumi. Candi Borobudur yang besar dan cukup kompleks juga memerlukan pengaturan khusus agar dapat meminimalkan dampak akibat bencana.  Manajemen bencana, oleh karenanya merupakan hal yang harus diperhatikan karena tidak hanya menyangkut keselamatan jiwa, tetapi juga kelestarian cagar budaya. Untuk melaksanakan fungsinya tersebut, BKB melaksanakan kajian bahaya, kajian risiko serta strategi-strategi yang diperlukan.  Standar Operasional Prosedur (SOP) manajemen bencana sebagai pedoman dan petunjuk juga disusun untuk meminimalisir resiko dampak bencana.

 

 

 

 

 

SOP manajemen bencana yang ada di BKB terdiri dari beberapa poin. Diantaranya SOP Penyelamatan dan Evakuasi Akibat Bencana Letusan Gunung Api, SOP Penyelamatan dan Evakuasi akibat Gempa Bumi serta SOP Pertolongan Pertama pada Kecelakaan akibat Bencana. Dengan adanya standar operasional prosedur tersebut, manajemen bencana di Candi Borobudur diharapkan dapat diterapkan dengan optimal. Dengan demikian state of preservation Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia dapat dipertahankan. Simulasi siaga bencana juga dilakukan setiap tahun dengan lokasi bergantian di Borobudur, Mendut dan Pawon. Paparan dari Hari Setyawan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan secara langsung ke Candi Borobudur.