You are currently viewing Focus Group Discussion Penguatan Substansi Integrated Tourist Master Plan
Pembukaan FGD oleh Direktur Pengembangan Wilayah dan Kawasan

Focus Group Discussion Penguatan Substansi Integrated Tourist Master Plan

Focus Group Discussion Penguatan Substansi Integrated Tourist Master Plan

Rabu (17/07/2019) Sebanyak enam orang staf Balai Konservasi Borobudur (BKB) mengikuti Focus Group Discussion (FGD) Penguatan Substansi Integrated Tourist Master Plan (ITMP) di Hotel Atria Magelang. Kegiatan yang diselenggarakan Bappenas tersebut diikuti oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, akademisi, dan stakeholder lainnya.

Peserta mendengarkan pembukaan FGD ITMP

Dalam pertemuan tersebut disampaikan beberapa pemaparan diantaranya konsep pengembangan wilayah dan kawasan, kebijakan pembangunan provinsi Jawa Tengah dan DIY, kegiatan pembangunan destinasi Borobudur dan Yogyakarta APBD 2020, dan usulan kegiatan pembangunan destinasi Borobudur dan sekitarnya.

Dalam video conference, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan untuk rancangan master plan segera dapat disusun dengan baik dan terarah. Pembangunan harus dikebut dan segala permasalahan di lapangan harus diminimalkan sesuai dengan arahan Presiden. Selain itu bagaimana masyarakat di daerah-daerah sekitar pembangunan tersebut memperoleh manfaat. Diharapkan FGD ITMP Borobudur-Yogyakarta-Prambanan ini sebagai penguat dan penyempurnaan substansi melalui masukan dari berbagai stakeholder.

Hari menyampaikan hasil diskusi tentang infrastruktur dan konektivitas

Selain paparan juga dilakukan diskusi yang terbagi dalam empat desk sesuai dengan kompetensi peserta. Staf BKB Hari Setyawan, menyampaikan visitor manajemen di kawasan Borobudur masih belum terformulasi dengan baik dari zona 3 sampai inti. Diharapkan setidaknya ada distribusi kunjungan dan pembatasan. Borobudur, termasuk cultural landscape di dalamnya terdapat sungai, sawah, gunung merupakan elemen lansekap juga belum dimaksimalkan. Dalam merencanakan harus ada analisa dampak terhadap cagar budaya. Perlu ada visitor manajemen dan insfrastruktur namun tidak merusak cultural element.